Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua

Picture Story

Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua

ANTARA FOTO/Indrayadi TH - detikFinance
Selasa, 06 Okt 2020 12:08 WIB

Sentani - Di suku wilayah Sentani, Papua, tradisi kapak batu sudah tidak berfungsi sebagai alat potong tetapi kini sebagai harta berharga yang bisa dijadikan mas kawin.

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Dari jaman prasejarah hingga abad ke-20, kapak batu masih menjadi alat potong dan digunakan pula sebagai alat mempertahankan diri dari serangan musuh.  

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Namun bagi warga dan suku-suku di wilayah Sentani, kapak batu atau tomako batu tersebut sudah tidak memiliki fungsi sebagai alat potong tetapi sebagai fungsi sosial dalam kebudayaan masyarakat setempat yaitu sebagai alat pembayaran maskawin, alat bayar denda, atau sebagai pemberian (hadiah) kepada orang.  

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Perajin batu yang masih banyak ditemui di Sentani. Mereka biasanya menyusuri danau Sentani untuk mencari batu yang dijadikan tomako batu.   

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Untuk mahar atau maskawin, ukuran batu sekitar 10-30 cm. Jumlah kapak batu yang digunakan sebagai alat bayar bisa mencapai ratusan yang diserahkan pihak keluarga laki-laki kepada pihak perempuan dan ditambah dengan uang.  

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Menurut salah satu perajin batu, Edwin Epaa (41), keistimewaan tomako batu adalah warna sesuai dengan aslinya tanpa ada pengecatan setelah dihaluskan untuk maskawin.   

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Dalam pemilihan jenis batu, harus benar-benar yang berkualitas dan tidak asal-asalan karena tomako batu itu dipakai sebagai harta turun-temurun.  

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Edwin menuturkan, untuk melihat warna batu, biasanya perajin membasahi batu tersebut. Apabila warnanya hijau muda dan hijau gelap serta ujung batu ditembusi cahaya, ditambah dengan serat-serat batu yang bercorak cantik, maka batu tersebut memiliki kualitas yang tinggi.  

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Terdapat 10 jenis tomako batu yang dianggap sebagai harta sekaligus harga diri dari Suku Mebri, yakni allowae hawa phu, alowae nokom phu, alowae Hebhe, yengge fee, khonge, raeme yalobho, penkhu, yanjang bhulu, angguangge ro, hawa bhu.  

Keluarga Suku Olua (pihak laki-laki) menyiapkan uang untuk dibayar bersamaan dengan tomako batu kepada Suku Mebri (pihak perempuan) di Kampung Yoka, Kota Jayapura, Papua.

Selain itu ada manik-manik yang terdiri tiga pasang. Warna kuning disebut Hate, warna biru Nokho dan warna hijau adalah Hawa dengan bahan pengikat manik-manik biasanya dari serat kayu.  

Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Merawat Tradisi Kapak Batu untuk Mas Kawin di Tanah Papua
Hide Ads