Cikarang - Sejumlah petani memanen padi di Cikarang, Jawa Barat. Meski panen kali ini terbilang cukup, tapi para petani ini tetap menjerit. Kenapa?
Foto Bisnis
Panen Merosot-Harga Pupuk Selangit, Petani Menjerit

Di tengah memasuki musim penghujan, para petani ini tetap bersyukur karena dapat panen yang terbilang cukup baik.
Meski demikian, tak membuatΒ para petani senang seutuhnya. Mereka mengeluhkan harga pupuk yang lebih mahal dari pada harga padi yang dijualnya saat panen seperti ini.
Beginilah salah satu aktivitas para petani yang merontokkan bulir padi hasil panen di lahan persawahan di Cikarang, Jawa Barat.Β
Salah satu petani mengaku harga pupuk bisa mencapai harga 650 ribu rupiah per kuintal. Sedangkan harga padi hasil panen yang dijual hanya 400 ribu per kuintal. Padahal sekitar akhir Agustus lalu, petani setempat membeli pupuk urea sekitar Rp 2.000 per kilogram. Namun, pertengahan bulan September, harga pupuk tersebut sudah melonjak hingga Rp 6.000 per kilogram.
Curah hujan yang tinggi dan serangan hama burung menyusutkan hasil panen kali ini.Β Selain merosotnya hasil panen, musim tanam kali ini petani harus dihadapkan dengan harga pupuk yang melonjak tajam.
Hal tersebut tentu membuat para petani menjerit dengan harga padi yang lebih murah dari pada beli pupuknya. Lahan seluas 10 hektar tersebut biasanya dapat menghasilkan padi sebanyak 70 ton.
Bahkan, petani lain juga berujarΒ Lahan seluas 5.000 meter persegi biasanya bisa menghasilkan sekitar 3 ton gabah, tetapi panen kali ini hanya memperoleh 1,8 ton gabah.
Padi-padi yang siap dipanen di lahan persawahan di Cikarang ini sedang dipisahkan dari batangnya menggunakan mesin pemisah.
Curah hujan yang tinggi dan serangan hama burung pun menyusutkan hasil panen kali ini. Aktivitas petani penggarap menyimpan gabah saat panen di lahan persawahannya. Β
Meski Cikarang terkenal dengan kawasan industrinya, di beberapa daerah masih tetap mempertahankan sawahnya untuk ditanami padi.