Magelang - Perajin tahu bulat di Kota Magelang ini terpaksa mengurangi ukuran. Upaya ini dilakukan untuk menyiasati kenaikan harga kedelai.
Foto Bisnis
Hiks, Ukuran Tahu Bulat Jadi Mini

Seorang perajin tahu bulat, Danang Santoso (37), mengatakan, kenaikan harga kedelai tidak berpengaruh terhadap penjualan tahunya. Kenaikan ini berdampak pada penambahan ongkos biaya produksi.
Kenaikan harga kedelai ini juga berpengaruh pada biaya produksi. Untuk sekali produksi harus mengeluarkan tambahan uang sekitar Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu. Penambahan biaya produksi ini karena kenaikan harga kedelai yang semula per kilo Rp 6.600 menjadi Rp 9.100.
Untuk biaya sekali produksi biaya yang diperlukan sekitar Rp 150 ribu sampai Rp 160 ribu. Kemudian, sekarang sekali produksi biayanya menjadi Rp 190 ribu. Adapun sehari bisa 30 sampai 40 kali produksi.
Danang menuturkan, jika sekali beli 1 ton kedelai. Sekali beli tersebut berarti ada kenaikan sekitar Rp2,5 juta yang cukup untuk stok 2 sampai 3 hari. Kemudian, belum lagi adanya kenaikan harga minyak goreng.
Siasat adanya kenaikan harga kedelai, kata dia, yang dilakukan dengan mengurangi ukuran. Untuk normalnya satu tahu bulat 16-17 gram, sekarang 13-14 gram.
Untuk membuat tahu bulat, kata dia, menggunakan mesin. Hal ini seperti mesin bakso.
Tahu bulat yang jadi tersebut diambil sales di rumahnya. Kemudian diedarkan menuju Pasar Muntilan.Β
Untuk produksi meliputi ukuran sedang dan kecil. Untuk ukuran sedang 10 biji dijual kepada pedagang sebesar Rp 3.000. Kemudian ukuran kecil 10 biji dijual kepada pedagang Rp 1.500.