Kabupaten Bandung - Bisnis olahan ikan pindang bisa jadi pilihan usaha yang menjanjikan. Seperti UMKM di Kabupaten Bandung ini yang raup cuan hingga belasan juta lewat bisnis itu.
Foto Bisnis
Raup Untung Belasan Juta Lewat Bisnis Olahan Ikan Pindang

Ikan pindang merupakan makanan yang familiar di lidah dan cukup digemari masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu bisnis ini cukup menjanjikan karena punya pasar yang banyak. Yais Rohman, pemilik Fatih Fish UMKM Pindang dari Desa Cukanggenteng, Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, menjadi salah satu pengusahanya.
Yais biasa mengolah 7 kwintal ikan cakalang atau tongkol, bandeng, dan layang yang dibelinya dari Pasar Caringin Bandung untuk menjadi ikan pindang. Stok tersebut bisa terjual paling cepat 5 hari dan paling lama selama seminggu. Β
Pengolahan ikan pindang milik Yais masih terbilang tradisional dan biasanya dilakukan di belakang rumahnya. Ia dan suaminya menggunakan bambu sebagai bahan bakar untuk merebus ikan-ikan tersebut dan menggunakan pengawet alami berupa garam kasar.
Yais menjelaskan waktu pengolahan biasanya cukup dilakukan selama satu hari dari pagi sampai sore. Sisanya ia dan suami yang mengelola usaha ini tinggal menjual ikan pindang yang sudah jadi. Tak hanya dirinya, ia juga mengklaim banyak warga Desa Cukanggenteng yang punya usaha di bisnis ikan pindang ini. Bahkan ia menyebut Desa Cukanggenteng merupakan sentra ikan pindang.
Menurut Yais, karena pengolahan yang cukup dilakukan satu hari tersebut, biasanya warga Desa Cukanggenteng juga punya usaha atau profesi lain selain bisnis ikan pindang, baik sebagai petani yang menjadi profesi mayoritas maupun usaha atau profesi lainnya. Β
Adapun sebelum dijual, ikan yang akan dipindang harus dibersihkan dulu. Setelah dicuci, ikan ditata sesuai jenisnya masing-masing dalam sebuah wadah seperti nampan serta ditambah garam. Barulah ikan itu direbus selama 6-8 jam. Saat direbus, wadah ikan juga ditutup dengan garam kasar yang padat. Ini berfungsi sebagai pengawet alami. Yais punya hingga 20 tungku di belakang rumahnya untuk memindang ikan-ikan tersebut.
Yais yang juga nasabah Bank BRI tersebut menjelaskan ikan pindang hasil olahannya tersebut biasanya dijual di Pasar Ciwidey dan Soreang. Lalu ada juga yang dijual melalui pedagang keliling dari rumah ke rumah. Lebih lanjut ia mengatakan harga ikan pindang dari cakalang dijual Rp 60 ribu per kg. Sementara untuk ikan bandeng dan layang biasanya dijual satuan seharga Rp 5.000 atau Rp 6.000 tergantung ukuran ikan. Dari jualan ikan pindang itu ia menyebut bisa beromzet hingga Rp 15 juta per minggunya.
Sementara untuk modal awal untuk memindang 7 kwintal ikan per minggunya, Yais biasanya membutuhkan sekitar Rp 12 juta. Dengan asumsi tersebut, Yais bisa mengantongi untung sekitar Rp 3 juta per minggu atau Rp 12 juta per bulannya dari bisnis ikan pindang ini. Ia pun berharap bisnis ikan pindangnya semakin dikenal masyarakat dan semakin laku, bahkan ingin go internasional. detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah UMKM ke beberapa wilayah di Indonesia yang mengulas berbagai aspek kehidupan warga dan membaca potensi di daerah. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/tag/jelajahumkmbri.