Majalengka - Perajin peti mati di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat ikut kebanjiran order menyusul peningkatan angka kematian pasien akibat COVID-19.
Foto Bisnis
Angka Kematian Meningkat, Perajin Peti Mati Kebanjiran Order

Hal itu diakui oleh Ida Jasmadi (42), perajin peti di Blok Bodas, Desa Jatimulya, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka. Sejak sebulan terakhir permintaan tak ada henti-hentinya seiring bertambahnya angka kematian akibat COVID-19.
Tingginya permintaan peti mati membuat omsetnya naik hingga 100 persen lebih. Kalau hari biasanya Ida hanya menjual 30-40 peti mati dalam sebulan, tapi sejak kasus kematian akibat COVID-19 meningkat, Ia sudah menjual lebih dari 100 peti mati.
Harga jual untuk satu petinya biasa dibanderol dengan harga Rp 750 ribu. Peti mati yang dibuat Ida menggunakan bahan dasar kayu multipleks dengan panjang 2 meter, lebar 40 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter.
Peti mati yang dibuat Ida itu biasanya dipesan langsung oleh dua rumah sakit rujukan COVID-19 di Kabupaten Majalengka. Β
Ida yang memiliki 15 orang karyawan, biasanya dalam sehari bisa membuat sekitar 10 sampai 20 peti mati.Β
Sebenarnya, Ida sendiri adalah seorang perajin meubel yang banting setir membuat peti mati sejak masa pandemi COVID-19 merebak. Β
Hingga kini sudah lebih dari 400-an peti mati yang dipesan oleh dua rumah sakit rujukan COVID-19 di Majalengka.
Sebagai informasi kasus kematian akibat COVID-19 di Kabupaten Majalengka total kini sudah mencapai 364 kasus. Dari jumlah itu, 81 diantaranya terjadi pada periode 1 hingga 27 Juni 2021. Sementara untuk kasus terkonfirmasi positif hingga kini sudah mencapai 5.674 kasus. Β