Batu Bara - Desa Padang Genting, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, memiliki salah satu songket dengan motif indah lho. Penasaran?
picture story
Jatuh Hati dengan Pesona Songket Khas Batu Bara
Siapa yang tak tau songket? Wastra atau kain khas Indonesia ini bisa ditemui di beberapa daerah. Uniknya, masing-masing daerah tersebut memiliki motif songketnya masing-masing.
Nah, salah satu songket yang punya motif indah adalah songket Batu Bara atau songket Melayu. Wastra ini bisa ditemukan di Desa Padang Genting, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.
Desa ini merupakan salah satu sentra tenun yang digagas oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Utara lho! Tak tanggung-tanggung, ada sekitar 100 penenun yang membuat songket Batu Bara (Melayu) di sini.
βDi satu wilayah desa ini ada banyak pengrajin songketnya, bisa sampai ratusan. Dari provinsi mulai tahun 2021 mulai dinobatkan juga menjadi kampung tenun,β kata salah satu pemilik usaha tenun di Desa Batu Bara, Ratna kepada detikcom beberapa waktu yang lalu.
Untuk songket tenun yang ada di Batu Bara ini memiliki motif yang berbeda juga dengan tenun di daerah lain. Tenun melayu khas Batubara lebih condong bernuansa tumbuh-tumbuhan seperti pucuk rebung, bunga ros, cempaka, semut beriring.Β Β
βUntuk di Batu Bara motif yang paling banyak adalah pucuk rebung, pucuk betikam,pucuk caul, pucuk pandan,β ungkap Ratna.
Usut punya usut, ternyata Ratna pernah menjual sebuah songket yang dibanderol hingga Rp 4.000.000. Ratna menuturkan murah atau mahalnya Songket Batu Bara ditentukan dari bahan yang digunakan, waktu pengerjaan hingga bentuk motifnya.Β
1 hari paling banyak 25 cm kalau motifnya gampang, kalau motifnya sulit bisa 10-15 cm. Karena itulah mungkin harganya mahal ya. 1 lembar kain yang agak mudah ya 1 minggu. Paling sulit bisa 1 bulan yang harganya bisa sampai Rp 4.000.000,β jelasnya.
Ia pun memaparkan proses pembuatan sebuah songket batu bara. Proses awalnya adalah membeli benang. Kemudian benang-benang tersebut mulai untuk dihani, ini adalah proses pembuatan helaian benang untuk dijadikan lungsi pada alat tenun yang dinamakan hani.
Tapi tenang, tak semua songket batu bara punya harga yang fantastis. Ada beberapa di antaranya memiliki harga yang masih ramah kantong. Ratna menjelaskan harga yang tinggi tersebut rata-rata adalah tergantung dari permintaan.
Dari segi harga ada perbedaannya mulai dari Rp 400.000 β Rp 4.000.000 tergantung bahan pembuatnya karena kan ada dari emas, kristal, sutera, polyester. Untuk ongkos produksi sih tergantung kalau dia bahan dan permintaannya rumit ya akan mahal,β ucapnya.
Usaha yang dimiliki Ratna juga menjadi salah satu mitra binaan BUMN PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Inalum resmi menggandeng usaha Ratna pada tahun 2017 dengan memberikan pinjaman modal dan pelatihan pemasaran produk.
Saat ini cakupan pasar hasil produksi UMKM yang dimiliki Ratna sudah cukup luas. Bahkan, songketnya pernah dikirimkan ke negara tetangga yaitu Malaysia dari tahun 2008 - 2019. Tak tanggung-tanggung, sebanyak 20 kodi atau 400 lembar songket sudah ia kirimkan ke sana.
Di masa pandemi kali, memang usaha milik Ratna cukup terdampak. Permintaan dari Malaysia juga terhenti sementara. Namun, hal itu tidak membuat Ratna hilang akal. Ia pun memanfaatkan penjualan secara online yang ia jual di e-Commerce.

Sebagai informasi, detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya.