Turunnya Omzet Pendapatan Pedagang Selama Masa PPKM Darurat

Aktivitas perdagangan terganggu dalam durasi hampir sebulan sejak PPKM Darurat dimulai pada 3 Juli 2021 yang mengakibatkan menurunnya pendapatan para pedagang.

Sejumlah pedagang berjualan di Pasar Selattan, Jakarta Selatan, Rabu (21/7/2021). Ketua Bidang Kajian Penelitan dan Pengembangan DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Badrussalam mengatakan aktivitas perdagangan telah terganggu dalam durasi hampir sebulan sejak PPKM Darurat dimulai pada 3 Juli 2021 yang mengakibatkan menurunnya pendapatan para pedagang.

Penurunan omzet dan penutupan lapak disebut marak terjadi selama pembatasan.

Selama pembatasan, hanya pasar atau pusat perbelanjaan yang menawarkan produk pangan saja yang diizinkan beroperasi.

Dalam catatan DPP IKAPPI, ada sekitar 5 juta pedagang pasar dari 12 juta atau 43 persen pedagang pasar tradisional di berbagai daerah yang terpaksa menutup layanan akibat sepinya pasar dan minimnya pembeli akibat pandemi.

Sementara itu, sekitar 6,7 juta atau 57 persen pedagang pasar yang masih beroperasi melaporkan penurunan pendapatan sekitar 70 sampai 90 persen dibandingkan dengan situasi normal.

Menanggapi kondisi saat ini, DPP Ikappi memohon dan mengajak para pihak untuk bahu membahu menyelesaikan hal ini.

Para pedagang berharap ke pemerintah agar pemberlakukan PPKM Darurat perlu dievaluasi secara seksama supaya penerapan aturan ini tidak memperparah kondisi pedagang pasar sebagai penggerak ekonomi semakin sulit dan tak berdaya.

Bersamaan dengan berkurangnya pendapatan, Badrussalam mengatakan pandemi COVID-19 juga berdampak pada kesehatan pedagang. Sampai 19 Juli 2021, setidaknya terdapat 1.998 kasus pedagang pasar yang dinyatakan positif COVID-19 yang tersebar di 333 pasar.