Tangerang - Sekitar 10,86 juta jiwa penduduk Indonesia mengalami kemiskinan ekstrem pada 2021. Mengatasi hal itu, pemerintah akan memberikan subsidi dan pemberdayaan.
Foto Bisnis
Potret Kemiskinan Nelayan di Dadap Tanggerang

Begini suasana permukiman di Dadap, Tangerang, Banten, Kamis (26/8/2021). Sebagian besar mata pencaharian mereka adalah nelayan. Â
Terkadang, pendapatan para nelayan tidak menentu tergantung hasil laut, yang membuat mereka berada di garis kemiskinan. Â
Menurut penuturan Wapres Ma'ruf Amin, ada 10,89 juta penduduk mengalami kemiskinan ekstrem. Â
Ma'ruf menekankan bahwa angka kemiskinan ekstrem itu harus diturunkan. Â
Ma'ruf menekankan bahwa angka kemiskinan ekstrem itu harus diturunkan. Â
Anggaran itu terdiri dari program bantuan sosial dan pemberdayaan untuk meningkatkan produktivitas penduduk miskin. Â
Untuk jangka panjang, kata Wapres, pada 2024 penduduk miskin ekstrem ini bisa ditekan menjadi 0%. Â
Kepada anggota TNP2K, Ma'ruf menekankan bahwa 2 program pengentasan kemiskinan ini harus terus dilakukan. Yaitu pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat miskin. Â
Secara umum, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat gara-gara pandemi, jumlah penduduk miskin di Indonesia naik 1,12 juta per Maret 2021 menjadi 27,54 juta. Ini artinya ada 10,14% orang miskin di Indonesia. Â
Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mengungkapkan hal ini karena banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan dan berdampak pada hilangnya pendapatan. Â
Sementara itu, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan memang pandemi ini membuat kemiskinan meningkat. Karena aktivitas ekonomi yang terbatas. Â
BPS mencatat Garis Kemiskinan pada Maret 2021 sebesar Rp 472.52 per kapita per bulan. Â