.webp)
New Jersey - Sebuah Mansion di New Jersey, AS Sempat dijual Rp 561,6 miliar, eh... kini malah ditawar di bawah Rp 70 miliar. Berapa persisnya? Cek nih foto-fotonya.
Foto Bisnis
Amsyong Dah! Rumah 'Sultan' Setengah Triliun Ditawar di Bawah Rp 70 M
Sabtu, 04 Sep 2021 07:00 WIB
Sebuah mansion yang pernah dipuji sebagai salah satu rumah paling mahal yang pernah dijual di New Jersey, Amerika Serikat (AS) telah mengalami penurunan harga yang sangat signifikan.Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Mengutip CNBC, Kamis (2/9/2021), mansion dengan 28 kamar yang terletak di 83 North Woodland St. di Englewood, New Jersey ini dikenal sebagai Gloria Crest Estate pernah dijual dengan harga US$ 39 juta atau sekitar Rp 561,6 miliar (dengan kurs Rp 14.400).Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Setelah delapan tahun masuk dalam daftar properti yang dijual di US$ 39 juta, catatan publik menunjukkan bahwa rumah besar berusia hampir 100 tahun yang terletak di Bergen County tersebut mengalami potongan harga besar-besaran.Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Pada tahun 2014, setelah satu tahun di pasar, harganya diturunkan menjadi US$ 25 juta atau sekitar Rp 360 miliar.Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Pemotongan harga berlanjut selama beberapa tahun ke depan dan pada 2017 turun menjadi US$ 17 juta atau sekitar Rp 244,8 miliar. Harga jual rumah ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya.Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Kemudian dari 2019 hingga 2021, listing properti tersebut dijual oleh broker lain dan harganya diturunkan lagi, turun dari US$ 9,99 juta atau sekitar Rp 143,8 miliar menjadi US$ 5,99 juta Rp 86,2 miliar.Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Terakhir pada awal Agustus lalu seorang pembeli bersedia membayar US$ 4,6 juta atau sekitar Rp 66,2 miliar untuk mansion dengan luas hampir 5 hektare tersebut.FotoFoto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
Penampakan mansion dari udara. Penurunan harga jual, mansion tersebut sekitar 88% dari harga permintaan aslinya pada 2013 lalu.Foto: LuxQue Media/Mike Aghachi via CNBC
