Kabupaten Asahan - Selain Cibaduyut di Bandung, Kabupaten Asahan, Sumut juga mempunyai sentra pembuatan sepatu dan sandal yang mendunia. Namanya sepatu Bunut. Lihat semangatnya.
Foto Bisnis
Kisah Perajin Sepatu dan Sandal di Asahan yang Bertahan Masa Pandemi

Tak banyak yang tahu bahwa di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara terdapat sentra pembuatan sepatu dan sandal ternama yang pernah jaya sejak awal tahun 1980-an. Tak cuma berjaya untuk lokal melainkan mampu menembus pasar Eropa. Namanya sepatu Bunut, diambil dari nama salah satu kelurahan di lokasi pembuatan.
Diketahui, nama Bunut diambil dari sebuah kelurahan yang berada di bagian barat kota Kisaran ini, dulunya pernah ada sebuah pabrik karet yang menghasilkan tapak sepatu dan sandal berkualitas berbahan kulit. Kini pabrik karet tersebut sudah puluhan tahun tutup. Namun bekas buruh pabrik meneruskan keahlian mereka membuat tapak sepatu dan sandal dan bertahan hingga turun temurun.
Ia juga mengatakan, era kejayaan sepatu bunut ada di tahun 80-an hingga awal tahun 2000-an. Pengrajin sepatu mulai memproduksi di rumah-rumah mereka dan memasarkannya.
Jufri, (40) seorang pengrajin sepatu bunut mengatakan, jumlah produksi dan angka penjualan merosot saat pandemi. Sepasang sepatu bunut dibanderol mulai harga Rp 100 hingga Rp 500 ribu. Pasar yang lesu membuat perajin sepatu bunut memproduksi selusin pasang sepatu dan sandal setiap hari.
Saat ini, kejayaan sepatu bunut belum kembali cemerlang. Beberapa pihak sudah mendorong membantu perajin atau pengusaha meningkatkan produksinya. Diperlukan sinergitas semua pihak untuk meningkatkan kembali masa jaya sepatu bunut ini.