Pekalongan - Seorang warga Pekalongan kehilangan pendapatan usaha sound system imbas pandemi. Kini, ia bangkit lewat hobi bermain layangan yang justru membawa cuan.
Foto Bisnis
Perajin Layangan Naga Panen Cuan Kala Pandemi Melanda

Ya, Achmad Farid (37) Warga RT 02 RW 11, Kelurahan Medono, Kota Pekalongan ini, sudah dua tahun alih profesi sebagai perajin layangan naga. Berbagai pesanan datang dari Kota Pekalongan maupun luar kota.
Membuat layangan naga dengan panjang 100 meter tersebut bukanlah hal yang mudah. Awalnya, Achmad Farid ini mencoba dan gagal. Namun, karena menyukai layangan dirinya pantang menyerah, akhirnya berhasil.
Saat ini, Farid menerima pesanan melalui media online, dari berbagai kota, termasuk sampai Demak.
Kini, ia membuat layang-layang spesialis naga. Dari bahan sampah plastik, hingga bahan kain. Harganya pun bervariasi dari Rp 500 ribu hingga Rp 5 juta.Β Untuk harga Rp 5 juta layangan terbuat dari kain . Dalam sebulan, ia bisa membuat layangan naga tiga hingga empat buah layangan.
Ya, musim kemarau didukung banyak lahan persawahan usai panen ini, menjadikan warga antusias bermain layangan.
Untuk menerbangkan layangan naga ini, memang perlu latihan, tidak semua orang bisa, karena perlu trik tersendiri. Satu layangan naga plastik, bisa membutuhkan dua hingga lima orang untuk bisa mengudara.
Layangan naga ini, kini memang tengah tren di Pekalongan dan sekitarnya.