Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan

Foto Bisnis

Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan

dok. detikcom - detikFinance
Selasa, 26 Okt 2021 18:22 WIB

Jakarta - Maraknya perbincangan akan kontaminasi mikroplastik dalam air minum kemasan membuat BPOM angkat bicara. Seperti apa sih sebenernya?

Permintaan air minum terus meningkat saat bulan puasa hingga hari raya Idul Fitri nanti.
Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Rita Endang menjabarkan panjang lebar dan menegaskan hingga saat ini belum ada risiko kesehatan terkait mikroplastik tersebut. Dalam forum Sosialisasi Keamanan Kemasan Bahan Pangan Berbahan Baku Plastik yang Mengandung Unsur BPA yang digelar secara daring oleh lembaga advokasi konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Rita meminta masyarakat untuk bijak. Rengga Sancaya/detikcom
Permintaan air minum terus meningkat saat bulan puasa hingga hari raya Idul Fitri nanti.
Badan POM menegaskan bahwa Mikroplastik pada dasarnya adalah "unsur serpihan plastik" yang tak kasat mata, ukuran satu hingga lima mikrometer itu ada di semua unsur plastik jika sampai mengalami degradasi, alias rutuh dari badan polimer, baik karena perubahan suhu, gesekan dan lain sebagainya. Merujuk pada maklumat organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan belum merekomendasikan pemantauan rutin atas kontaminasi mikroplastik dalam air kemasan.
Permintaan air minum terus meningkat saat bulan puasa hingga hari raya Idul Fitri nanti.
Pada 2021 otoritas keamanan pangan tertinggi Eropa, European Food Safety Authority, juga menyampaikan hal yang sama: (pemantauan rutin) mikroplastik belum menjadi prioritas. Kontaminasi mikroplastik pada air minum menjadi isu hangat di banyak negara, termasuk Indonesia, setidaknya dalam tiga tahun terakhir.  Rengga Sancaya/detikcom
Permintaan air minum terus meningkat saat bulan puasa hingga hari raya Idul Fitri nanti.
Pemantiknya adalah dua laporan hasil riset uji kontaminasi mikroplastik pada air keran (tap water) dan pada air minum dalam kemasan plastik pada 2018. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), data awal seputar kontaminasi mikroplastik pada air minum dalam wadah botol plastik banyak merujuk pada hasil riset Departemen Kimia, State University of New York at Fredonia, Amerika Serikat. Dari riset itulah kemudian bermunculan banyak penelitian sejenis, berikut gunungan pertanyaan, dan juga kecemasan, atas dampak kontaminasi mikroplastik dalam air minum pada tubuh manusia. Rengga Sancaya
Permintaan air minum terus meningkat saat bulan puasa hingga hari raya Idul Fitri nanti.
Dalam dokumen "Kajian Risiko" mikroplastik pada air kemasan pada akhir Desember 2020, peneliti lembaga menyarankan "tindakan pengendalian berupa pengurangan penggunaan plastik", pemetaan cemaran mikroplastik pada sampel air baku, air minum dan air yang digunakan untuk produksi Obat dan Makanan, dan identifkasi "titik-titik kritis" kemungkinan terjadinya kontaminasi pada proses pengolahan air minum kemasan. Para peneliti menyebut hanya ada sedikit penelitian kontaminasi mikroplastik dalam air minum kemasan yang telah dipublikasikan di Indonesia. Ini paradoks mengingat Indonesia adalah produsen sampah plastik terbesar kedua di dunia, memliki 1.145 produsen air minum kemasan yang tersebar di seantero negeri, dengan tingkat konsumsi air  minum kemasan mencapai 26,2 miliar liter pada tahun 2016. Rengga Sancaya/detikcom
Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan
Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan
Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan
Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan
Berkaca Pada Riset Mikroplastik yang Ada di Air Minum Dalam Kemasan
Hide Ads