Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati

Foto Bisnis

Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati

Aly Song/Reuters - detikFinance
Rabu, 06 Apr 2022 15:00 WIB

Shanghai - Shanghai memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat bisnis China itu kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari. Seperti kota mati.

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Kota terbesar kedua di China yakni Shanghai memberlakukan lockdown sejak akhir bulan Maret lalu imbas merebaknya virus Corona varian Omicron di kawasan tersebut.

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Diketahui, lockdown ketat yang diberlakukan di Shanghai berlangsung dalam dua tahap. Sisi kota di sebelah timur Sungai Huangpu berada dalam pembatasa sejak 28 Maret hingga 1 April 2022. Sedangkan sisi barat Sungai Huangpu dari 1 sampai 5 April 2022. Β 

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Namun, China kembali memperpanjang lockdown di Kota Shanghai. Lockdown harusnya berakhir dilakukan selama 5 hari di barat kota. Tapi ternyata lockdown malah meluas ke timur kota hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Perpanjangan lockdown ini dilakukan karena virus Corona varian Omicron belum juga hilang namun makin menggila dengan angka di atas 10.000 kasus. Kemarin, Shanghai mencatat 13.000 kasus tanpa gejala dengan 268 kasus bergejala. Ini tiga kali lipat dibanding sembilan hari sebelumnya, ketika pengumuman lockdown dua fase. Β 

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Dibanding negara lainnya, kasus China memang lebih sedikit. Namun strategi "nol Covid-19" yang menggunakan penguncian ketat dikhawatirkan mempengaruhi ekonomi global yang bergantung pada pasokan China.

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Untuk diketahui, selain menjadi pusat industri keuangan, Shanghai adalah pusat semikonduktor, elektronik, dan manufaktur mobil. Selain itu merupakan pelabuhan pengiriman tersibuk di dunia.

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Pembatasan telah menyebabkan toko-toko dan restoran ditutup, pabrik ditutup, dan pelabuhan menjadi padat dengan kapal. Β 

Shanghai telah memberlakukan lockdown sejak akhir bulan lalu. Pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu itu pun kini sunyi, jauh dari hiruk-pikuk kota sehari-hari.

Sementara beberapa perusahaan di Shanghai telah memutuskan untuk tutup selama lockdown, yang lain di industri seperti jasa keuangan dan manufaktur mobil telah menerapkan apa yang disebut sistem loop tertutup.

Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Begini Saat Jantung Bisnis China Di-lockdown, Seperti Kota Mati
Hide Ads