Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown

Foto Bisnis

Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown

Reuters - detikFinance
Rabu, 11 Mei 2022 17:01 WIB

Shanghai - Pemerintahan Presiden China Xi Jinping memutuskan untuk melakukan lockdown di wilayah Shanghai, tempat yang menjadi pusat keuangan di Negeri Tirai Bambu.

A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Kota Shanghai, China memberlakukan penguncian atau lockdown guna melakukan tes massal Covid-19. Kondisi ini sekaligus menjadi tanda bahaya untuk ekonomi dunia.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Selain menjadi pusat industri keuangan, Shanghai adalah pusat semikonduktor, elektronik, dan manufaktur mobil, juga merupakan pelabuhan pengiriman tersibuk di dunia.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Xu Tianchen, ekonom China untuk Economist Intelligence Unit mengatakan gangguan rantai pasokan jangka pendek akan berdampak pada ekonomi China secara keseluruhan.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Pada tingkat yang lebih lokal, kota yang terkenal dengan etalase kelas atas seperti Gucci dan Louis Vuitton ini telah mengalami penurunan belanja oleh konsumen.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Terpukulnya bisnis ritel, hotel, dan restoran, menurut Xu dapat langsung membebani Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan Shanghai sebesar 3,7%. PDB adalah ukuran utama kesehatan ekonomi.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Pemerintah China telah menetapkan target pertumbuhan PDB sebesar 5,5% tahun ini. Tetapi beberapa analis mengatakan China akan berjuang untuk memenuhi tujuan itu.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Dengan jumlah kasus virus Corona yang meningkat, diperkirakan ada lebih banyak masalah jika dilakukan lockdown lebih lanjut, terutama untuk pemilik usaha kecil.
A closed store of French luxury brand Louis Vuitton is pictured during lockdown, amid the coronavirus disease (COVID-19) pandemic, in Shanghai, China, May 6, 2022. REUTERS/Aly Song
Sementara beberapa perusahaan di Shanghai telah memutuskan untuk tutup selama lockdown, yang lain di industri seperti jasa keuangan dan manufaktur mobil telah menerapkan apa yang disebut sistem loop tertutup. Pada dasarnya, ini berarti bahwa karyawan harus hidup dan bekerja di kantor atau pabrik mereka.
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Mengintip Geliat Bisnis Shanghai saat Lockdown
Hide Ads