Jakarta - Pasokan ruang kantor terutama di Jakarta sudah terlalu banyak. Hal ini ditambah tingkat okupansi rendah. Hasilnya, banyak gedung-gedung kantor terlihat kosong.
Foto Bisnis
Okupansi Rendah, Kantor-Ruko di Jakarta Kosong dan Dijual

Sejumlah ruko dan gedung perkantoran tampak dipasangi plang disewa dan dijual di kawasan Jalan Fatmawati, Jakarta, Selasa (24/1/2022).
Pasokan ruang kantor terutama di Jakarta sudah terlalu banyak. Hal ini ditambah tingkat okupansi rendah. Hasilnya, banyak gedung-gedung kantor terlihat kosong bak 'kantor hantu'.
Mengutip laporan Colliers Indonesia, tingkat keterisian atau okupansi ruang kantor di wilayah Central Business District (CBD) Jakarta hanya 74,7% pada Kuartal IV - 2022, turun 1% dari kuartal sebelumnya. Sementara rata-rata okupansi pada wilayah luar CBD juga turun 4,3% menjadi 70,8% di Kuartal IV - 2022 dari kuartal sebelumnya.
Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto mengungkapkan alasan dari menurunnya okupansi ruang kantor karena pandemi Covid-19 yang terjadi dua tahun belakangan. Ini membuat ekspansi dari perusahaan banyak yang tertahan.
Selain itu banyak bisnis juga yang menunda untuk memperluas ruang kantor untuk menghemat biaya operasional. Juga banyak perusahaan multinasional yang belum memutuskan untuk melakukan perpindahan kantor.
Dari laporannya Ferry juga mencatatkan sampai 2025 mendatang setidaknya ada 700 ribu meter persegi suplai ruang kantor baru. Sedangkan Pada tahun 2023 ini diperkirakan ada penambahan 320 ribu meter persegi ruang kantor, dari lima gedung kantor yang selesai dibangun.
Selain itu pandemi telah mengubah tren kebutuhan kantor dan semakin populernya model kerja hybrid dengan ruang kantor yang fleksibel.
Tampak sebuah gedung kosong tidak berpenghuni.