Kolombia - Maskapai penerbangan berbiaya rendah Viva Air yang tengah kesulitan keuangan menangguhkan penerbangannya. Hal itu membuat ribuan orang terlantar di Kolombia.
Foto Bisnis
Viva Air Tangguhkan Penerbangan, Ribuan Penumpang Terlantar di Kolombia

Penumpang Viva Air duduk di area check-in setelah maskapai berbiaya rendah itu menangguhkan operasinya di Bandara Internasional El Dorado di Bogota, Kolombia, Selasa (28/2/2023). AP/Fernando Vergara
Maskapai tersebut, yang dimiliki oleh grup yang sama dengan pemilik Ryanair, mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin malam bahwa mereka menghentikan penerbangannya setelah penundaan terbaru oleh otoritas Kolombia dalam menyetujui permintaan merger maskapai dengan Avianca, maskapai utama Kolombia. Juan Barreto/AFP/Getty Images
Awal bulan ini Viva telah mengandangkan lima pesawatnya dan menangguhkan puluhan penerbangan. Juan Barreto/AFP/Getty Images
Viva mengatakan telah memberi pemerintah Kolombia banyak bukti tentang situasi keuangannya yang mengerikan dan itu dapat berlanjut hanya jika bergabung dengan maskapai yang lebih besar. Tetapi keputusan pemerintah Kolombia membahayakan masa depan maskapai penerbangan bertarif rendah di Kolombia dan mengancam pekerjaan 5.000 orang. AP/Fernando Vergara
Viva dan Avianca tahun lalu meminta izin dari otoritas penerbangan Kolombia untuk menggabungkan perusahaan mereka, tetapi kesepakatan tersebut menghadapi kendala dari regulator pemerintah yang khawatir hal itu dapat membatasi persaingan di pasar penerbangan. AP/Fernando Vergara
Bulan lalu, Viva menguasai 20% pangsa pasar penumpang udara Kolombia, sementara Avianca menguasai sekitar 40%. Viva didirikan pada tahun 2009, dan menjalankan penerbangan ke kota-kota terbesar Kolombia, serta penerbangan ke Peru, Meksiko, Argentina, dan Florida. Di Peru, anak perusahaan Viva, Viva Air Peru, juga menjalankan penerbangan domestik ke kota-kota seperti Cuzco. Juan Barreto/AFP/Getty Images
Para penumpang terpaksa tidur di bandara karena penerbangannya dibatalkan tanpa peringatan. Viva tidak memberikan dukungan makanan maupun akomodasi. Mereka hanya menanti untuk dipindahkan maskapai lain. AP/Fernando Vergara