Kenya - Ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintah berbaris di jalan-jalan ibu kota Kenya, Nairobi. Mereka menentang meningkatnya biaya hidup.
Foto Bisnis
Demo di Kenya Kian Panas, Protes Mahalnya Biaya Hidup

Perkelahian terjadi di antara anggota komunitas Leo dan Nubi selama rapat umum massal yang diserukan oleh pemimpin oposisi Raila Odinga terkait tingginya biaya hidup di Permukiman Kumuh Kibera, Nairobi, Senin (27/3/2023). Polisi di Kenya siaga tinggi jelang putaran kedua protes anti-pemerintah yang diselenggarakan oleh oposisi yang disebut ilegal oleh pemerintah.
Polisi menggunakan meriam air dan gas air mata untuk membubarkan pendukung. Kepala polisi Japheth Koome menegaskan bahwa protes itu ilegal, tetapi Odinga mengatakan warga Kenya berhak untuk berdemonstrasi. Pemimpin oposisi Raila Odinga bergabung dengan pengunjuk rasa di sisi barat ibu kota di mana konvoinya menarik ribuan pendukung dan dia berbicara kepada mereka di berbagai perhentian menyerukan keadilan pemilu dan penurunan harga bahan makanan. AP/Patrick Ngugi
Odinga dan partainya, Koalisi Azimio la Umoja–Satu Kenya, memimpin protes menentang meningkatnya biaya hidup dan menyerukan pengunduran diri Presiden William Ruto dengan mengatakan dia tidak terpilih secara sah dalam pemilihan tahun lalu. Protes terjadi minggu lalu dan Odinga telah mendesak para pengikutnya untuk turun ke jalan dua kali seminggu, pada hari Senin dan Kamis.
Lebih dari selusin kelompok masyarakat sipil dalam pernyataan bersama menyatakan keprihatinan atas polisi yang menyatakan protes hari Senin itu ilegal dan mendesak pihak berwenang untuk menegakkan hak konstitusional rakyat atas demonstrasi damai.
Rencana Odinga dalam protes minggu lalu adalah berbaris ke kantor presiden di Gedung Negara tetapi polisi memasang penghalang untuk mencegah akses publik dan pengendara diarahkan ke rute alternatif. Ruto selama akhir pekan mendesak Odinga untuk menghadapinya secara langsung dan “berhenti meneror negara.” AP/Patrick Ngugi
Kawasan pusat bisnis Nairobi tetap tenang tetapi sebagian besar bisnis tutup pada Senin pagi karena ketidakpastian demonstrasi dan kekhawatiran tindak kekerasan.