Potret Jakarta di Tengah Tren Urbanisasi Pascalebaran

Usai Lebaran, tren merantau dari desa ke kota atau urbanisasi menjadi fenomena sosial dari tahun ke tahun. Begini sisi lain Jakarta yang menjadi tujuan perantau, Senin (8/5/2023).

Sejumlah warga beraktivitas di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2023). Tren merantau dari desa ke kota atau urbanisasi masih banyak terjadi dan sudah menjadi fenomena sosial dari tahun ke tahun.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Hendro Sugiatno mengungkap masih banyaknya arus urbanisasi ke Jakarta. Hal itu terlihat dari volume kendaraan arus balik di jalan tol selama masa mudik Lebaran.

Arus balik lebaran 2023 ada sekitar 2.065.831 kendaraan, meningkat sebesar 6,5% daripada arus balik lebaran pada tahun sebelumnya. Padahal volume lalu lintas di jalan tol yang ke luar Jakarta selama mudik Lebaran hanya berjumlah 1.918.958 kendaraan. Jumlah itu naik 5,6% dibandingkan tahun lalu. Secara total arus mudik Lebaran 2023 berangkat dan balik tercatat ada 3.984.789 kendaraan. Jumlah itu naik 6,1% terhadap 2022 dan naik 9,9% terhadap 2019.

Tingginya arus urbanisasi di Jakarta menimbulkan pertanyaan tentang alasan mengapa Jakarta menjadi magnet urbanisasi. Alasan yang paling utama yaitu karena Jakarta merupakan ibu kota negara. Alasan mendasar berikutnya yaitu karena Upah Minimum Regional (UMR) Kota Jakarta cukup tinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya.

Kedua alasan utama tersebut menarik minat masyarakat karena memberi harapan baru untuk dapat meningkatkan perekonomian. Masalah ekonomi memang seringkali menjadi alasan masyarakat melakukan urbanisasi.

Dengan urbanisasi, masyarakat memiliki harapan baru untuk mendapatkan penghasilan yang lebih tinggi sehingga dapat hidup dengan lebih layak.

Padahal, potensi pengangguran lebih banyak di kota, karena ketatnya persaingan. Perantau diimbau untuk membekali diri dengan pendidikan dan keahlian.

Tingkat urbanisasi yang cukup tinggi memberikan dampak negatif bagi masyarakat urban itu sendiri maupun masyarakat lokal Jakarta. Salah satunya soal hunian. Jakarta semakin padat, daerah kumuh semakin menjamur.