Jakarta - Abu, kakek asal Surabaya ini sudah menjalani usaha budidaya ulat Hong Kong sejak 1986. Kini usahanya memiliki omzet Rp 450 juta/bulan.
Foto Bisnis
Intip Usaha Ulat Hong Kong, Omzet Tembus Rp 450 Juta/Bulan

Berawal budidaya ulat Hong Kong di Tasikmalaya, ia kemudian pindah ke Jakarta untuk memperluas pemasaran ulat terutama di pasar burung seperti di Pramuka dan Jatinegara. Foto: Rista Rama Dhany
Kini usahanya terus berkembang dengan penjualan ulat mencapai 2-2,5 ton per minggu atau sekitar 10 ton per bulan, dengan harga jual rata-rata Rp 45.000 per kilogram (kg). Sehingga omzetnya per bulan sekitar Rp 450 juta. Foto: Rista Rama Dhany
Abu mengungkapkan, usaha ulat Hong Kong terus berkembang, bahkan tidak terganggu ketika pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia. Justru menurutnya penjualan ulat Hong Kong meningkat karena banyak penghobi burung dan pemancing ikan meningkat saat pandemi dan membuat harga ulat Hong Kong pada saat itu tembus hingga Rp 70.000 per kg. Foto: Rista Rama Dhany