Jakarta - Sepinya pengunjung yang datang ke Pasar Tanah Abang membuat omzet pedagang menurun. Ini curhatan pedagang terkait sepinya pengunjung di pusat grosir tersebut.
Foto Bisnis
Keluh Kesah Pedagang Tanah Abang di Tengah Sepinya Pengunjung

Farhan (23), penjual pakaian online di Pasar Tanah Abang mengaku penjualan mulai menurun sejak pandemi Covid-19.
Nasrul (60), mengaku berjualan di Pasar Tanah Abang sejak 1990 silam. Di tahun ini, ia mengaku penjualannya sangat sepi.
Roby (24) mengatakan lantai 3A Blok A kini semakin sepi pasca pandemi. Banyak pedagang yang memilih menutup tokonya.
Agung (21) penjual celana jeans juga mengaku sepi pembeli sejak pandemi.
Slamet (55) yang telah berjualan di Pasar Tanah Abang sejak 1985 ini mengaku harus berjualan manekin untuk tambahan pemasukan.
Eneng (27) penjual celana jeans online juga mengaku penjualannya tidak terlalu ramai pembeli karena banyak barang yang lebih murah di luar Pasar Tanah Abang.
Bagus (kiri), penjual celana jeans mengaku sepinya pembeli offline membuatnya harus berjualan secara online. Tetapi penjualan online juga tidak seramai yang dibayangkan.
Ali (27) menjelaskan Pasar Tanah Abang saat ini sangat sepi dikarenakan persaingan dengan barang impor dan penjualan online.
Retno (35) juga mengaku penjualan baju di Pasar Tanah Abang mulai sepi sejak 2021 lalu. Namun, dia tetap bertahan meski toko-toko di kanan kirinya memilih tutup.
Yanto (40), seorang kuli di Pasar Tanah Abang juga mengaku biasanya mendapatkan orderan 5 kodi dalam sehari tetapi kini hanya 1 kodi saja.
Julius (40) berjualan di Pasar Tanah Abang sejak 2007 lalu. Saat ini, dia tetap bertahan untuk berjualan di tengah sepinya pengunjung.

























