Jakarta - Menjadi pramugari kereta cepat Jakarta-Bandung tentu menjadi kebanggan sendiri. Seperti yang dirasakan 3 srikandi ini. Begini potretnya.
Picture Story
Srikandi Murah Senyum Sang Pemanis Gerbong Besi

Dalam perjalanan kereta cepat, detikcom bertemu dengan tiga perempuan cantik pramugari Kereta Cepat Aulia Fatul, Nadila Alvionita dan Desy Setiawati. Â
Dilansir dari media sosial KCIC, syarat umum yang harus dipenuhi Aulia dan calon pramugari lain di antaranya adalah berusia minimal 18 tahun dan maksimal 28 tahun, memiliki ijazah minimal SLTA/Sederajat, dan memiliki tinggi minimal 160 cm. Â
Mereka bercerita proses melamar menjadi pramugari kereta cepat. Ketiganya mengikuti berbagai tahapan seleksi yang panjang dan melelahkan. Ada sekitar lima tahapan yang dilalui Aulia, mulai dari administrasi, wawancara, tes psikologi, penawaran dan penandatanganan kontrak. Â
Sebagai pramugari KCIC gelombang pertama, Aulia mendapatkan kesempatan langka untuk melayani Presiden Joko Widodo beserta para jajaran Menteri pada masa percobaan KCIC. Â
Para pramugari ini mengenakan pakaian dengan corak batik Megamendung khas Jawa Barat, Cirebon. Corak yang sama dibalutkan pada tempat duduk kelas ekonomi. Seluruh seragam petugas KCIC dirancang secara khusus oleh perancang busana ternama Didiet Maulana. Â
Nadila dan pramugari lain yang hendak bertugas melanjutkan persiapan. Di kantor yang bersebelahan dengan Stasiun Kereta Cepat Halim ini, Nadila baru mengganti pakaian dengan seragam. Selanjutnya, ia menata rambutnya, lalu memasang topi. Untuk mempermanis tampilannya, Nadila memasang anting mutiara di kedua telinganya. Â
âUntuk penampilan kita mulai dari make up, warna sepatu sampai posisi name tag semua sudah ada standarnya, kita tinggal mengikuti saja jadi tidak melenceng,â kata Nadila sambil membantu memasangkan hair net di rambut rekan kerjanya. Untuk merk hair spray yang ia gunakan, Nadila dan rekan-rekannya sampai harus membelinya dari Australia. âKita jastip soalnya merk ini nggak dijual di sini. Cuma merk ini yang kena angin pun tetap tahan. Antibadai ini.â Â
Karena antusias masyarakat untuk menjajal kereta cepat ini begitu tinggi, sebelum masuk ke dalam kereta, mereka tak henti-hentinya berpose dengan Whoosh. Nadila dan Desy juga tak kuasa menolak ajakan para penumpang untuk berswafoto bersama. Di dalam area Stasiun Halim, Desy dan Nadila bak artis yang kehadirannya selalu mencuri perhatian. Â
Para pramugari ini siap membantu penumpang kereta cepat. Â
Bagi staf KCIC, keterampilan berbahasa Mandarin memang diperlukan karena mereka masih harus berkolaborasi dengan tenaga kerja asal China. Seperti masinis yang mengoperasikan Whoosh masih sepenuhnya dipegang oleh pekerja asal negara tirai bambu ini. Â
Untuk memperlancar proses komunikasi dan menghindari kesalahan teknis, seluruh staf KCIC yang bertugas di lapangan diwajibkan untuk mengikuti kelas Bahasa Mandarin. Fica masih rutin mengikuti kelas Mandarin. Terdapat serangkaian ujian untuk mengetes kemahiran berbahasa Mandarin. Â
Seorang pramugari siap bertugas setelah berhias. Â