Purbalingga - Sapu biasanya terbuat dari ijuk, namun ternyata juga bisa dibuat dari rangkaian rumput. Hebatnya lagi, sapu buatan Purbalingga ini dijual ke Pakistan-Korea.
Jelajah Desa BRILian
Sapu Gelagah Purbalingga Tembus Pasar Luar Negeri, Begini Pembuatannya
Rumput-rumput dari rayung atau gelagah disulap menjadi sapu berkualitas ekspor dengan tujuan utama ke Pakistan, Korea hingga Taiwan. Setiap bulannya, para perajin di Desa Karangreja, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, bahkan mampu mengantongi omzet hingga ratusan juta rupiah. Β
Salah satu perajin sapu rayung, Dirsan menjelaskan rumput gelagah ini hanya tumbuh di Kabupaten Pemalang bagian selatan dan Kabupaten Purbalingga bagian utara. Lebih tepatnya di Purbalingga berada di wilayah Kecamatan Karangreja dan Karang Jambu. Sementara untuk Kabupaten Pemalang ada di Kecamatan Belek dan Watubung. Β
Dirsan menjelaskan awal mula ia menggagas usaha kerajinan sapu rayung yakni pada tahun 2015. Melihat potensi wilayahnya yang banyak bahan baku rayung ia pun berinisiatif memberdayakan masyarakat untuk memproduksi sapu tersebut. Kini, Dirsan mengaku dapat memberdayakan sekitar 100 perajin sapu. Setiap harinya mereka dapat memproduksi sapu hingga 1.000 pcs. Β
Desa Karangreja memang kaya dengan tanaman gelagah yang menjadi bahan dasar pembuatan sapu lantai ini. Rumput yang disulap menjadi produk bernilai ini bisa menjadi sumber pendapatan utama bagi penduduk sekitar. Sebab, tak hanya pasar lokal, sapu rayung ini juga diminati pasar internasional. Β
Untuk pasar lokal sendiri, sapu ini sudah terjual sampai Jawa Timur, Gresik, Semarang, Tasikmalaya, Sukabumi, Jakarta. Sementara untuk pasar luar negeri ada Pakistan, Korea dan Taiwan. Β
Usaha sapu gelagah ini bisa menembus pasar ekspor berawal dari grup Facebook. Sosial media ini lah yang akhirnya menghubungkan perajin dengan pembeli dari luar negeri. Β
Adapun kapasitas ekspor, Dirsan mengaku pihaknya hanya mengirim sesuai pesanan masing-masing pembeli. Ada beberapa kontainer mulai dari ukuran 20 feet hingga 40 feet. Adapun untuk kontainer 20 feet, bisa memuat sekitar 45-50 ribu pcs sapu. Β
Seiring berjalannya waktu dengan semakin banyaknya pesanan, Dirsan tidak bisa menaikkan jumlah produksinya karena terkendala minim modal. Akhirnya, ia melakukan pinjaman ke BRI untuk membeli bahan baku agar bisa lebih banyak memproduksi sapu. Β
Kini dengan semakin berkembangnya usaha, setiap bulannya Dirsan mengaku dapat mengantongi sekitar Rp 500 juta dengan rata-rata penjualan 50 ribu pcs baik untuk ekspor maupun lokal. Dirsan pun berharap ke depan usaha sapunya bisa tetap eksis dan bisa berkembang lagi. Β
detikcom bersama BRI mengadakan program Jelajah Desa BRILiaN yang mengulas potensi dan inovasi desa di Indonesia baik dari segi perkembangan ekonomi, infrastruktur, hingga wisata serta dampaknya terhadap masyarakat lokal maupun nasional. Untuk mengetahui informasi program Desa BRILiaN lebih lanjut, ikuti terus informasinya hanya di jelajahdesabrilian.detik.com! Β











































