India Genjot Penggunaan Panel Surya Atap untuk Daerah Terpencil

Workers of Solar Square put up a panel on the rooftop of a residence in Gurugram on the outskirts of New Delhi, India, Tuesday, Feb. 20, 2024. India is renewing its push to add rooftop solar to meet the needs of a fast-growing nation that's hungry for energy. (AP Photo/Manish Swarup)

Pekerja Solar Square membawa panel di atap sebuah tempat tinggal di Gurugram di pinggiran New Delhi, India, Selasa (20/2/2024). India memperbarui upayanya untuk menambahkan tenaga surya di atap untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga surya yang berkembang pesat. Dengan populasi 1,4 miliar jiwa, kebutuhan akan energi meningkat dengan cepat.

India telah mengembangkan pembangkit listrik ramah lingkungan dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir dan memiliki pembangkit listrik terbarukan yang terpasang terbanyak keempat, setelah China, Amerika Serikat, dan Brasil. Daya listriknya mencapai 180 gigawatt pada bulan Desember, cukup untuk memberi daya pada sekitar 18 juta rumah, dan hampir setengahnya menggunakan tenaga surya.

Namun sebagian besar tenaga surya tersebut berasal dari sejumlah pembangkit listrik tenaga surya seukuran lapangan sepak bola. Kurang dari 15% berasal dari pembangkit listrik tenaga surya di atap, dan India sejauh ini hanya berhasil memasang 11 gigawatt tenaga surya di atap. Angka tersebut jauh lebih rendah dari 40 gigawatt yang diharapkan pada tahun 2022.

Pakar energi mengatakan tenaga surya atap sangat penting untuk menyalurkan listrik ke daerah terpencil, sehingga dapat dipasang dengan biaya murah jika diperlukan dan menghindari biaya transmisi energi dalam jarak jauh. Dorongan terbaru India diumumkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi, yang mengatakan dana sebesar $9 miliar akan menyediakan “listrik gratis” untuk 10 juta rumah.

Neeraj Kuldeep dari lembaga pemikir yang berbasis di New Delhi, Dewan Energi, Lingkungan dan Air, telah melacak tenaga surya di atap selama hampir satu dekade. Sebuah laporan dari CEEW tahun lalu menemukan bahwa hanya 50% orang India yang menyadari penggunaan tenaga surya di atap sebagai solusi energi dan sebagian besar dari mereka yang sadar menganggap hal itu terlalu mahal. Laporan yang dirilis November lalu merekomendasikan subsidi bagi konsumen yang bisa mendapatkan manfaat dari panel surya kecil di atap namun tidak mampu membelinya.