Jerman - Para aktivis menggelar aksi protes menetang perluasan pabrik tesla di Grunheid, Jerman. Mereka menyuarakan dampak lingkungan.
Foto Bisnis
Pabrik Andalan Elon Musk Diserbu Massa

Para aktivis sebelumnya telah memulai aksi protes menentang perluasan pabrik Tesla di kota GrΓΌnheid, yang berada di pinggiran ibukota Jerman, Berlin, itu sejak Rabu (08/05). Mereka menyuarakan keprihatinan atas dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh perluasan pabrik, yang akan membabat habis hutan untuk konstruksi.
Para aktivis juga menyuarakan penolakan terhadap penggunaan pasokan air publik oleh pabrik secara besar-besaran untuk produksi. Sebagian fasilitas pabrik Tesla yang mempekerjakan sekitar 12.000 orang itu, memang berdekatan dengan lokasi perairan yang dilindungi.
Tesla membantah bahwa perluasan pabriknya akan menimbulkan ancaman lingkungan. Dua tahun lalu, pendiri dan CEO Tesla, Elon Musk, dengan nada mengejek dan menertawakan, bahkan telah menepis kekhawatiran tentang penggunaan air oleh perusahaannya dan dampak terhadap permukaan air setempat, dengan mengatakan bahwa "air ada di mana-mana."
Dalam sebuah pernyataan, polisi Brandenburg mengumumkan bahwa dalam 18 aksi berbeda yang berlangsung antara 8 Mei hingga 12 Mei, polisi telah mencatat sebanyak 76 dakwaan, dan 23 orang telah ditahan sementara. Menurut polisi, dakwaan terhadap para pengunjuk rasa tersebut berkaitan dengan pelanggaran undang-undang hak berkumpul, mengganggu lalu lintas, menolak penangkapan, mengacaukan kedamaian, dan perusakan properti.
Polisi Brandenburg, yang dibantu oleh unit polisi negara bagian dari seluruh Jerman, mengatakan bahwa 1.500 petugas telah bersiaga sejak Sabtu (11/05) demi menangani lebih dari 1.000 pengunjuk rasa di luar kawasan pabrik.
Penyelenggara dari tiga kelompok yang memimpin aksi protes ini mengatakan bahwa pihaknya akan menghadiri pertemuan dewan lokal yang dijadwalkan pada Kamis (16/05) depan untuk membahas perizinan perluasan area pabrik. Saat ditanya apa yang akan terjadi jika perluasan itu diizinkan untuk dilanjutkan, para pengunjuk rasa mengatakan, "kami akan kembali."