Jakarta - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) memutuskan untuk tak membagi dividen laba tahun 2023. Padahal kinerja keuangannya tumbuh sepanjang 2023 atau naik 32,75%.
Foto Bisnis
Laba Naik, Adaro Minerals Indonesia Nggak Bagi Dividen

Rupanya Adaro Minerals tengah merencanakan belanja modal sampai US$250 juta atau setara Rp4,03 triliun (kurs Rp16.131 per dolar AS).Hal itu juga sudah disetujui peserta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2023 di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (14/5).
Emiten produsen batubara kokas ini membukukan laba bersih senilai US$ 441,02 juta sepanjang 2023. Realisasi laba bersih AMDR ini naik 32,75% dari capaian laba bersih pada 2022 yang hanya US$ 332,21 juta. Kenaikan laba bersih ini juga sejalan dengan kenaikan pendapatan. ADMR membukukan pendapatan senilai US$ 1,08 miliar, naik 20% dari realisasi pendapatan di 2022 yang hanya US$ 908,14 juta.
Presiden Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Christian Ariano Rachmat (tengah) didampingi (ki-ka) Direktur Heri Gunawan, Direktur Hendri Tamrin, Wakil Presiden Direktur Iwan Dewono Budiyuwono, Direktur Wito Krisnahadi, Direktur Totok Azhariyanto, berbincang usai melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Selasa, (14/5) di Jakarta.
ADMR berhasil mencapai kinerja keuangan dan operasional yang memuaskan, bahkan melampaui target, dengan dukungan pasar yang kondusif. Fundamental industri batu bara metalurgi kedepan tetap menjanjikan, sehingga ADMR melanjutkan investasi pada infrastruktur pertambangan guna mendukung pertumbuhan produksi enviromet dan terus mengembangkan pasar produk metalurgi. Selain itu, sejalan dengan program hilirisasi pemerintah, ADMR menjalankan bisnis pengolahan mineral melalui pembangunan smelter di Kalimantan Utara yang saat ini masih dalam proses konstruksi dan ditargetkan mencapai COD pada tahun 2025.
Direktur Adaro Minerals Indonesia Heri Gunawan menjelaskan panduan belanja modal atau capital expenditure (capex) ADMR tahun ini. Capex tersebut rencananya akan digunakan untuk keperluan smelter dan infrastruktur PT Maruwai Coal. Capex untuk Maruwai Coal ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi batu bara guna meningkatkan produksi batu bara metalurgi menjadi 6 juta ton pada tahun 2025.