India - Data satelit mendorong inovasi pertanian di India. Hal itu membantu para petani untuk mendapatkan hasil panen yang lebih maksimal.
Foto Bisnis
Canggih! Petani India Pakai Data Satelit untuk Genjot Hasil Panen

Karyawan Syngenta memeriksa jagung dengan alat pengukur kelembapan untuk memeriksa apakah tanaman siap dipanen, di ladang jagung di distrik Krishna di negara bagian selatan Andhra Pradesh, India.
Lokeswara Reddy, seorang petani India dengan pengalaman dua dekade, telah menyaksikan tanamannya tumbuh subur setelah masa paceklik, berkat satelit observasi bumi. Pergeseran pola iklim, biaya input yang tinggi, kelangkaan tenaga kerja dan cuaca yang tidak menentu mulai mengganggu pendapatannya sekitar 10 tahun yang lalu, kata Reddy (52), yang saat ini menjadi petani kontrak di raksasa global Syngenta. Data satelit, yang dikumpulkan dan diolah oleh startup India Cropin dan diberikan kepadanya oleh Syngenta, kini memberinya waktu tanam yang optimal, peringatan cuaca, dan penggunaan irigasi dan pestisida yang lebih baik.
Reddy mengatakan bahwa selama dekade terakhir ia telah meningkatkan laba bersihnya menjadi 20.000 rupee ($240) per hektar jagung di pertaniannya di negara bagian Andhra Pradesh, India selatan, naik dari 5.000 - 10.000 rupee. Pemerintah India, yang baru saja melonggarkan peraturan investasi asing di sektor luar angkasa, sangat mengandalkan penggunaan data satelit untuk memecahkan masalah di lapangan, dengan fokus utama pada pertanian.
Market Research Future, sebuah firma analisis data yang berbasis di India, mengatakan pasar pertanian luar angkasa global akan bernilai $11,51 miliar pada tahun 2032, naik dari $4,99 miliar pada tahun 2023. Meskipun China memegang pangsa pasar terbesar, sektor ini tumbuh lebih cepat di India dibandingkan negara lain di kawasan Asia-Pasifik.
Cropin, yang didirikan pada tahun 2010 dan didukung oleh Google dan Gates Foundation, baru-baru ini menandatangani kesepakatan dengan Amazon Web Services untuk mengolah data satelit guna mengatasi kerawanan pangan global. Kemitraan Cropin dengan para petani, Bank Dunia, dan pemerintah India di 244 desa mendigitalkan lebih dari 30.000 lahan pertanian, mencakup 77 varietas tanaman di seluruh zona iklim, berdasarkan analisis proyek perusahaan pada tahun 2019.
India memiliki 2.743 startup teknologi pertanian, banyak di antaranya yang menggunakan data satelit atau teknologi luar angkasa lainnya. Di India, McKinsey mengatakan teknologi pertanian berpotensi meningkatkan pendapatan petani sebesar 25% hingga 35%. Bagi petani seperti Reddy, teknologi pertanian berarti standar hidup yang lebih baik-selama beberapa tahun terakhir ia telah membeli mobil dan membeli rumah baru di kota.