Pakistan - Warga Pakistan beralih ke tenaga surya karena melonjaknya harga listrik dan pemadaman listrik berjam-jam. Alasan lainnya adalah harga panel-panel ini turun.
Foto Bisnis
Warga Pakistan Beralih ke Panel Surya gegara Mati Listrik 14 Jam Sehari

Seorang pria berjalan melewati panel surya yang sedang dijual, di luar toko di pasar yang menjual barang-barang elektronik di Karachi, Pakistan, Selasa (11/6). Pakistan sering mengalami pemadaman listrik, yang disebabkan oleh kesalahan manajemen dan infrastruktur yang tidak memadai.
Salah satu pembeli panel surya mengatakan, pemadaman listrik berjam-jam, yang oleh masyarakat setempat disebut “pelepasan beban.” Karachi menghadapi pelepasan beban selama 13 hingga 14 jam akhir-akhir ini. Pakistan melakukan “pelepasan beban” untuk mencegah kegagalan seluruh sistem tenaga listrik. Dalam situasi ini, banyak perusahaan, industri, dan rumah tangga beralih ke generator mereka sendiri untuk menjaga pasokan. Tahun lalu, kenaikan tarif listrik memicu protes di negara berpenduduk hampir 220 juta jiwa itu.
Pakistan telah menaikkan tarif listriknya berdasarkan kesepakatan Dana Moneter Internasional (IMF), sebagai bagian dari langkah untuk mengurangi utang publik yang tidak berkelanjutan di sektor listrik dan gas. Oleh karena itu, tenaga surya dipandang sebagai pilihan yang layak. Total kapasitas tenaga surya Pakistan adalah 1.244 megawatt pada tahun 2023, meningkat 17% dibandingkan tahun 2021.
Pemerintah negara tersebut telah mengusulkan beberapa upaya untuk meningkatkan persentase energi surya. Taman Surya Quaid-e-Azam, yang terletak di kawasan gurun Cholistan, Bahawalpur, merupakan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di Pakistan. Pabrik ini menghasilkan 100 MW, mencakup lahan seluas 500 acre (200 ha), dan menampung 392.158 modul surya. Total kapasitas taman surya yang direncanakan adalah 1.000 MW.