UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan

Foto Bisnis

UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan

Grandyos Zafna - detikFinance
Jumat, 13 Jun 2025 18:00 WIB

Jakarta - Produksi tahu tetap berjalan di tengah tantangan UMKM mengakses kredit. Pendampingan dinilai penting agar pelaku usaha bisa tumbuh dan berdaya saing.

Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Chusnunia Chalim menilai masalah akses kredit UMKM adalah persoalan struktural yang harus segera dibenahi.
Seorang pekerja mengangkat cetakan tahu saat proses produksi di pabrik rumahan kawasan Duren Tiga, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Produksi tahu terus berjalan meski banyak UMKM masih menghadapi kendala dalam mengakses kredit dari lembaga keuangan formal.

Menurut data Kementerian UMKM, lebih dari 69 persen pelaku usaha kecil belum terbiasa mengakses pembiayaan dari sektor perbankan.

Hambatan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi syarat agunan, minimnya integrasi data keuangan, dan suku bunga tinggi.

Industri padat karya seperti tahu tempe sangat bergantung pada dukungan rantai pasok dari pelaku UMKM untuk bertahan.

DPR menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam memberikan pendampingan agar UMKM bisa memperoleh pembiayaan yang layak.
Pendampingan intensif dan reformasi sistem keuangan dinilai kunci untuk mendorong UMKM naik kelas dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
UMKM Perlu Pendampingan untuk Akses Kredit Perbankan
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads