Industri Tekstil Tertekan Impor, Apsyfi Minta BMAD Segera Diterapkan

Foto Bisnis

Industri Tekstil Tertekan Impor, Apsyfi Minta BMAD Segera Diterapkan

Agung Pambudhy - detikFinance
Minggu, 15 Jun 2025 10:00 WIB

Jakarta - Industri tekstil nasional tertekan benang impor murah, Apsyfi minta bea masuk anti-dumping 20% agar daya saing sektor rajut lokal kembali menguat.

Pekerja menyelesaikan produksi pakaian di kawasan Sentra Industri Rajut Binong Jati, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mendorong pemerintah untuk menetapkan bea masuk anti-dumping (BMAD) sebesar 20% terhadap produk benang filamen impor untuk mengatasi dampak dari praktik dumping, sehingga kembali menguatkan daya saing dan kapasitas produksi industri tekstil nasional dari hulu hingga hilir.  ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU
Pekerja menyelesaikan produksi pakaian di kawasan Sentra Industri Rajut Binong Jati, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Pekerja menyelesaikan produksi pakaian di kawasan Sentra Industri Rajut Binong Jati, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mendorong pemerintah untuk menetapkan bea masuk anti-dumping (BMAD) sebesar 20% terhadap produk benang filamen impor untuk mengatasi dampak dari praktik dumping, sehingga kembali menguatkan daya saing dan kapasitas produksi industri tekstil nasional dari hulu hingga hilir.  ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU
Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mendorong pemerintah untuk menetapkan bea masuk anti-dumping (BMAD) sebesar 20% terhadap produk benang filamen impor untuk mengatasi dampak dari praktik dumping, sehingga kembali menguatkan daya saing dan kapasitas produksi industri tekstil nasional dari hulu hingga hilir.Β  Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Pekerja menyelesaikan produksi pakaian di kawasan Sentra Industri Rajut Binong Jati, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (14/6/2025). Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (Apsyfi) mendorong pemerintah untuk menetapkan bea masuk anti-dumping (BMAD) sebesar 20% terhadap produk benang filamen impor untuk mengatasi dampak dari praktik dumping, sehingga kembali menguatkan daya saing dan kapasitas produksi industri tekstil nasional dari hulu hingga hilir.  ANTARA FOTO/Novrian Arbi/YU
Sentra industri seperti Binong Jati menjadi salah satu kawasan yang merasakan dampaknya secara langsung. Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Industri Tekstil Tertekan Impor, Apsyfi Minta BMAD Segera Diterapkan
Industri Tekstil Tertekan Impor, Apsyfi Minta BMAD Segera Diterapkan
Industri Tekstil Tertekan Impor, Apsyfi Minta BMAD Segera Diterapkan
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads