Amerika Serikat - Aksi mogok barista Starbucks meletus di lebih dari 40 kota AS, bertepatan dengan Hari Red Cup. Mereka menuntut kenaikan upah dan jam kerja manusiawi.
Foto Bisnis
Aksi Mogok Massal Barista Starbucks, Protes Upah dan Jam Kerja
Lebih dari 1.000 barista Starbucks yang tergabung dalam serikat pekerja di lebih dari 40 kota di AS melancarkan aksi mogok kerja tanpa batas waktu pada Kamis (13/11) waktu setempat. Massa mengintensifkan desakan mereka untuk perjanjian kerja bersama (PKB) terkait kenaikan gaji dan jumlah staf di perusahaan kopi raksasa tersebut. Foto: REUTERS/David Ryder
Aksi mogok kerja ini dimulai di 65 gerai, menurut Serikat Pekerja Starbucks, bertepatan dengan Hari Red Cup, sebuah acara penjualan yang ramai dan biasanya mendorong peningkatan kunjungan pelanggan di lebih dari 17.000 kedai kopi di AS.Β Foto: REUTERS/David Ryder
Sejauh ini, dampaknya minimal, dengan kurang dari 1% gerai yang mengalami gangguan, ujar juru bicara Starbucks.Β Serikat pekerja, yang mewakili karyawan di sekitar 550 gerai di AS, berunjuk rasa pada pukul 16.00 waktu setempat di lebih dari selusin kota dan memperingatkan bahwa aksi mogok ini bisa menjadi yang terbesar dan terpanjang dalam sejarah Starbucks. Foto: REUTERS/David Ryder
Gerai-gerai di berbagai kota, termasuk Seattle, New York, Philadelphia, Dallas, Austin, dan Portland, akan bergabung dalam aksi mogok kerja ini, ungkap serikat pekerja yang mewakili sekitar 9.500 pekerja, atau 4% dari total tenaga kerja kafenya menurut Starbucks, dengan beberapa gerai sudah tutup untuk hari itu. Foto: REUTERS/Eduardo Munoz
Pemogokan ini terjadi ketika CEO Brian Niccol menutup ratusan gerai yang berkinerja buruk, termasuk gerai andalannya di Seattle yang tergabung dalam serikat pekerja, dan berfokus pada peningkatan waktu layanan dan pengalaman di dalam gerai untuk memulihkan permintaan di AS. Foto: REUTERS/Eduardo Munoz
Perundingan antara serikat pekerja dan perusahaan berakhir pada bulan Desember setelah berlangsung sekitar delapan bulan tahun lalu, yang kemudian diikuti dengan aksi mogok kerja selama periode liburan penting.Β Pada bulan April, serikat pekerja menolak proposal Starbucks yang menjamin kenaikan gaji tahunan minimal 2%, dengan alasan proposal tersebut tidak menawarkan perubahan tunjangan ekonomi seperti layanan kesehatan, atau kenaikan gaji langsung. Foto: REUTERS/David Ryder
Starbucks menyatakan bahwa mereka membayar upah rata-rata $19 per jam dan menawarkan tunjangan kepada karyawan yang bekerja setidaknya 20 jam seminggu, termasuk tunjangan kesehatan, cuti orang tua, dan biaya kuliah daring di Arizona State University. Serikat pekerja menyatakan bahwa upah awal adalah $15,25 per jam di sekitar 33 negara bagian, dan rata-rata barista bekerja kurang dari 20 jam per minggu. Foto: REUTERS/Eduardo Munoz











































