"Kita berharap bersaing di pasarnya, sekitar US$ 5,5-6 juta. Ada versi mahalnya US$ 7 juta, bedanya pesawat sama optionnya lebih banyak fasilitasnya," tutur Direktur Niaga dan Restrukturisasi PTDI, Budiman Saleh, kepada detikFinance, di Jakarta, Rabu (15/3/2017).
PTDI juga terus memperluas pemasaran pesawat N219 ke beberapa negara di dunia. Namun, tentu dioptimalkan terlebih dulu pemasaran di dalam negeri sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pesawat N219 Terbang Perdana Mei Tahun Ini
Pesawat N219 memiliki tinggi 6,18 meter dengan panjang 16,74 meter dan lebar sayap 19,50 meter. Pesawat buatan Bandung ini mampu menampung 19 penumpang dengan daya jelajah mencapai 880 kilometer (km).
Saat ini pesawat N219 sudah menjalani beberapa pengujian dari Direktorat Kelaikan Udara Kementerian Perhubungan.
"Uji level komponen, assessment, pengujian beberapa tahapan. Prosesnya banyak sekali. Mei ini Insya Allah, beberapa malam lalu sudah lakukan pengujian, tes, banyak sekali," kata Budiman.
Baca juga: Konsumen Lokal dan Luar Negeri Minati 200 Pesawat N219
Budiman menambahkan, proses pengujian berjalan sukses tanpa hambatan.
"Dilakukan bersama-sama dengan pihak Kemenhub, Direktorat Kelaikan Udara," kata Budiman.
Uji kelaikan terhadap pesawat N219 dilakukan dalam beberapa tahapan. Bahkan, perlu dilakukan uji tambahan dari lembaga penerbangan internasional agar N219 bisa dipasarkan ke berbagai negara di dunia.
"Kita cari sebenarnya sertifikasi pesawat kita bisa jual kepada umum. Harus juga dapatkan sertifikasi dari badan sertifikasi internasional seperti FAA (Federal Aviation Administration)," tutur Budiman. (hns/hns)