Shell dan Lotte Kesulitan Cari Lahan Industri

Shell dan Lotte Kesulitan Cari Lahan Industri

- detikFinance
Kamis, 21 Apr 2011 13:17 WIB
Jakarta - Beberapa investor yang akan membangun pabrik di Indonesia masih terkendala mendapatkan lahan. Diantaranya yang dialami oleh Shell dari Belanda dan Lotte dari Korea Selatan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Kimia Dasar Kementerian Perindustrian Tony Tanduk di kantornya, Jl Gatot Soebroto, Kamis (21/4/2011).

"Kendalanya lahan, Shell untuk pabrik pelumas, Lotte juga untuk napta terbentur lahan," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tony mengatakan khusus untuk Shell saat ini masih ada beberapa opsi lokasi untuk pabrik pelumasnya. Beberapa opsi seperti Marunda Jakarta dan Merak Banten masih terus dijajaki.

"Tadinya mau bangun, kalau nggak di Merak, di Marunda, tapi belum ketemu," katanya.

Menurutnya Shell akan diarahkan mengembangkan kilang setelah pembangunan pabrik pelumas bisa dilaksanakan. Namun ia mengakui untuk membangun kilang dibutuhan dana yang sangat besar.

"Investasi pabrik salah satu kendalanya  memang lahan, khususnya mencari lahan yang cocok," katanya.

Seperti diketahui Lotte Group asal Korea Selatan siap menanamkan investasi sebesar US$ 5 miliar untuk membangun pabrik plastik atau petrokimia lain di Indonesia.

Sementara itu perusahaan migas asal Belanda, Shell akan membangun pabrik pelumas di Indonesia, nilai investasi US$ 90-100 Juta dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun.

Investasi Shell US$ 90-100 juta merupakan investasi tahap awal. Sementara untuk kapasitas produksi akan terus ditingkatkan hingga 150-200.000 ton per tahun.

Riset Colliers International mencatat hingga triwulan I-2011 belum menerima konfirmasi dari pelaku industri yang akan membuka lahannya. Dengan tidak adanya rencana ekspansi pada kuartal ini, maka persediaan total untuk lahan industri (Jakarta) masih berkisar di angka 8.662 hektar

Total 344 hektar lahan industri berhasil dijual di triwulan I-2011. Permintaan tercatat sebesar 80.1%, meningkat jika dibandingkan dengan angka 76.1% di triwulan sebelumnya.
(hen/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads