Hal ini disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat kepada detikFinance, Minggu (24/4/2011).
"Ada yang konkret dari kunjungan saya ke China, ada investasi US$ 200 juta di industri alat berat seperti traktor, backhoe, dan mesin pertambangan, Sanny Group dari Shanghai," kata Hidayat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sudah dirintis 6 bulan lalu oleh kementerian perindustrian, kemarin saya finalisasi, mulai tahun ini mau masuk manufaktur. Menurut saya menufaktur pertama yang besar dari China, selama ini kecil-kecil kalau nggak oil and gas," katanya.
Hidayat menyatakan Sany akan siap bersaing dengan para pemain alat berat yang sudah ada di Indonesia seperti caterpillar dari AS, Komatsu dari Jepang dan lain-lain. Ia optimis Sany akan bisa bersaing dari sisi kualitas, teknologi maupun harga.
"Chairman Sany mau datang untuk MoU, pada saat PM China datang (28-30 April 2011)," kata Hidayat.
Menurutnya dalam jangka panjang, Sany akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi alat berat mereka. Secara serius pihak Sany sudah melakukan feasibility study (FS) terkait rencana investasinya di Indonesia.
"Paling nggak mereka sudah membeli 10 hektar tanah di karawang, artinya mereka sangat serius," katanya.
Sany Heavy Industries Co., Ltd merupakan perusahaan publik di China yang telah terdaftar di bursa Shanghai tanggal 3 Juli 2003 lalu. Kantor pusat perusahaan yang berdiri tahun 1994 ini berlokasi di Changsa China.
Selama ini perseroan banyak memproduksi peralatan berat seperti concrete pump, truck mounted concrete pump, concrete batching plant, asphalt batching plant, roller, asphalt paver, motor grader, truck crane, crawler crane dan lain-lain.
(hen/hen)