Ketua Umum Asosiasi Industri Alat Pengukur listrik Supardji Soekowati yang juga Ketua Umum Asosiasi Produsen Peralatan listrik Indonesia mengatakan saat ini 7 pabrikan alat meteran listrik lokal lebih banyak memproduksi jenis meteran listrik manual. Sementara permintaan PLN, justru lebih banyak untuk jenis elektronik khususnya untuk tipe prabayar.
Supardji menjelaskan saat ini kapasitas produksi industri meteran lokal untuk jenis manual atau piringan mencapai 5-6 juta unit per tahun. Sementara jenis meteran elektronik jenis pasca bayar bisa mencapai 4 juta unit per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Diharapkan investasi mulai Juni ini, pabrik dalam negeri bisa memenuhi 2 juta untuk prabayar. PLN mulai Juli ini, 1,2-1,3 juta jadi sampai saat itu masih bisa mencukupi," katanya.
Ia mengatakan beberapa anggotanya yaitu industri Meco Indo, Metbelosa, Smart Indonesia dan Hexing sedang memulai produksi jenis meteran elektronik prabayar. Sehingga dengan target total produksi 2 juta unit per tahun, permintaan PLN diharapkan pada Juni-Juli 2011 bisa dipenuhi.
"Untuk jenis meteran prabayar elektronik sebelumnya masih impor dari China, Afrika Selatan, Eropa, paling banyak dari China," katanya.
Supardji mengakui industri pembuatan meteran listrik di dalam negeri masih bergantung dengan komponen impor. Misalnya untuk jenis manual, kandungan komponen lokal masih 60% sementara jenis elektronik masih di bawah 40%.
Untuk urusan harga, produk lokal masih relatif lebih tinggi yaitu di harga Rp 380.000-400.000 per unit. Dengan adanya tawaran produk meteran impor jadi, harganya semakin bersaing ketat hingga Rp 330.000 per unit.
"Produk dalam negeri masih butuh investasi baru, jadi lebih mahal. Impor memang lebih murah tapi kualitasnya dipertanyakan," katanya.
Menurutnya standar yang ditetapkan untuk produk meteran listrik ini masih berpegang pada standar internasional IEC dan di dalam negeri ditetapkan oleh Standar PLN. Ia berharap, pihak PLN tetap pro dengan industri meteran dalam negeri dengan mengutamakan penggunaan produk lokal.
"Peserta tender harus pabrikan lokal," katanya
Sebelumnya PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) menyatakan rencana kampanye satu hari satu juta sambungan yang akan digelar pada Juni 2011 mendatang bisa terganggu masalah suplai meteran listrik.
Sejatinya, target tak ada lagi antrean masyarakat untuk dapatkan listrik bisa dilakukan bulan Juni 2011. Namun karena belum tersedianya 'trafo-meteran' dalam jumlah besar, maka target terpaksa molor menjadi Juli 2011.
"Antrean 3 juta, untuk harus dapat listrik. Kita targetkan dalam dua bulan sudah tidak ada antrean. Harusnya cepat, namun pabrik meteran dalam negeri nggak sanggup sediakan cepat. Bisa saja kalau cepat, meterannya impor. Tapi masak itu saja impor," kata Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan.
(hen/dnl)