Industri Percetakan Lokal Masih 'Primitif'

Industri Percetakan Lokal Masih 'Primitif'

- detikFinance
Jumat, 18 Nov 2011 11:54 WIB
Jakarta - Industri percetakan di Indonesia diyakini masih cukup menarik. Hal ini karena sektor ini masih dianggap terlalu 'primitif' dalam era digitalisasi. Pemakai dan penggunaan media yang dicetak masih cukup tinggi dibandingkan melalui perangkat elektronik.

"Karena pertumbuhan manusia yang cukup tinggi dan Indonesia secara ekonomi juga tumbuh, meski perangkat elektronik juga tumbuh tapi pengaruhnya disini belum terlalu kelihatan," ungkap CEO Heidelberg Indonesia Peter Janusik di sela Konferensi Pers Pameran Industri Percetakan 2012 di Hotel Gran Hyatt, Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/11/2011).

Menurut Peter, perkembangan literatur cukup tumbuh baik dan seperti biasanya banyak anak-anak kecil yang masuk sekolah. Dimana banyak sekali dibutuhkan buku-buku.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara itu, perkembangan kelas menengah yang juga tumbuh baik menambah pertumbuhan konsumsi barang," tuturnya.

Akibat hal tersebut, pertumbuhan supermarket dan pertokoan mendorong pertumbuhan printing packaging (percetakan kemasan).

"Percetakan jenis packaging tumbuh lebih tinggi 6,3% dari koran dan publishing serta bisnis percetakan lain," tutur Peter.

Menurut Peter jenis printing packaging web and sheet fed offset mewakili 80% dari total nilai produksi. Ia lebih jauh mengatakan, untuk meningkatkan pertumbuhan industri percetakan di Indonesia maka harus ada diferensiasi, market service, dan integrasi supply chain customer yang kuat.

"Sehingga akan menghasilkan profit yang lebih baanyak dan fleksibel dengan tetap mempertimbangkan biaya-biaya dan efisiensi produksi. Serta tidak lupa melakukan investasi alat dan SDM dimana training pekerja sangat perlu untuk mendukung kinerja perusahaaan," papar Peter.

(dru/hen)

Hide Ads