Direktur Utama PT Garam, Slamet Untung Irredenta mengatakan pihaknya sudah menghentikan produksi garam sejak 15 hari lalu. Hal ini karena musim hujan datang lebih cepat dari perkiraan.
Awalnya berdasarkan ramalan, musim hujan baru akan terjadi pada 2 Desember 2011 atau paling tidak mulai terjadi hujan di akhir November. Namun kenyataanya pihaknya dan petani garam lainnya harus menelan pil pahit, musim hujan telah berlangsung sejak awal November 2011.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya meski tak mencapai target, produksi garam tahun ini sudah jauh lebih baik dari tahun lalu. Produksi garam nasional di 2010 hanya terealisasi 3,27% dari target 1,3 juta ton. Sementara PT Garam, dari target produksi 365.000 ton terealisasi hanya 4.300 ton di 2010.
"Dibandingkan di 2010 sudah lumayan. Kita (PT Garam) tahun ini produksi sekitar 60%, target sekitar 300.000 ton," katanya.
Menurutnya adanya fakta seperti ini memang menjadi kenyataan yang harus diterima petani garam lokal. Apalagi harga jual garam mereka jauh lebih tinggi dari garam impor sehingga kalah bersaing.
Sebelumnya pemerintah memberikan izin impor garam kepada 8 importir produsen sebanyak 1.040.000 ton. Namun karena terjadi kontroversi akhirnya realisasi impor hanya 923.000 ton. Berdasarkan perkiraan tahun 2011 ini kebutuhan garam konsumsi mencapai 1,6 juta ton.
(hen/dnl)