Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengungkapkan impor telepon seluler merupakan salah satu produk yang berpengaruh terhadap meningkatnya angkar impor yang signifikan dan berkontribusi terhadap defisit perdagangan non-migas di bulan Mei 2012.
"Impor seluler besar, karena demandnya pun besar," ungkap Bayu di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (3/7/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Solusinya tidak ada cara lain, kita dorong mereka bangun pabrik disini, investasi disini karena demandnya cukup besar," tambah Bayu.
Selain telepon seluler, neraca perdagangan Indonesia didominasi oleh impor pesawat terbang. Data Kementerian Perdagangan mencatat di bulan Januari hingga Mei ini, impor pesawat terbang secara Year on Year, naik sebesar 112,6%.
"Impor terbesar adalah pesawat terbang, ternyata betul-betul terjadi dan ke depan masih terus berlanjut, pesawat terbang itu gede jadi langsung keteken kita," pungkasnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, secara kumulatif total neraca perdagangan (migas dan non migas) Januari-Mei 2012 masih surplus US$ 1,5 Miliar (turun 87% YoY). Penurunan surplus tersebut dipicu oleh anjloknya surplus perdagangan non migas yang hanya mencapai US$ 2,6 Miliar (turun 77,7% YoY) dan defisit perdagangan migas sebesar US$ 1,1 Miliar.
(zul/hen)











































