"Kita akan segera buka Garuda Indonesia Holidays," jelas Presiden & CEO Aerowisata, Alex MT Maneklaran di Hotel Gran Hyatt, Jakarta, Kamis (25/10/2012).
Menurutnya, hadirnya Garuda Indonesia Holidays diharapkan dapat meningkatkan bisnis Garuda Indonesia Grup, mulai dari jumlah penumpang pesawat GIAA hingga bisnis katering hingga penginapan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alex mengaku, pihaknya selama ini telah bekerja sama dengan 600 hotel di seluruh dunia. Dengan jaringan yang telah tersebar ini, penikmat paket wisata Garuda akan mendapat harga yang lebih terjangkau.
"Hadirnya paket wisata ini, kami ingin agar tujuan wisata konsumen Garuda tidak hanya Bali. Karena kita tahu masih banyak destinasi yang sama bagusnya, seperti Lombok, Belitung, atau Raja Ampat di Papua," ucapnya.
Layanan paket wisata ini baru akan diperkenalkan perseroan pada 9 November mendatang, bertepatan dengan Garuda Travel Fair, Jakarta.
Alex menambahkan, Aerowisata terus berkembang di masa mendatang seiring pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia. Pembenahan terus dilakukan diantaranya dengan meremajakan areal dapur Aerowisata di beberapa bandara.
"Bandara di Denpasar kan diperluas, ini menyebabkan kita membangun dapur di tempat lain. Selain Bali, kita melakukan peremajaan juga di Balikpapan dan Medan," tuturnya.
Belanja modal Rp 130 miliar pun telah disiapkan Aerowisata untuk pengembangan usaha ke depan. "Rp 90 miliar diantaranya untuk perluasan area catering," imbuhnya.
Tingkat Delay Pesawat Garuda Naik
Tingkat ketepatan waktu atau ontime performance (OTP) Garuda Indonesia hingga triwulan III-2012 memburuk dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat penuhnya bandara, serta cuaca yang kurang bersahabat.
OTP Garuda hingga September turun dari 87,61% menjadi 84,5%. "Jadi dari 100 penerbangan Garuda, 15-nya pasti delay. Karena cuaca dan (bandara) penuh," ucap Direktur Utama GIAA Emirsyah Satar.
Capt. Novianto Herupratomo, Direktur Operasional GIAA menyebut, cuaca menjadi masalah utama. Dari pertengahan tahun pesawat sering terlambat akibat kabut asap kebakaran, kini beralih karena curah hujan yang terlampau tinggi.
"Ini terjadi pada Pekan Baru, Jambi, Palembangm Pontianak, Palangkaraya, dan Banjarmasin. Kalau sudah terlambat akibatnya akan beruntun," ucapnya.
"Di beberapa tempat seperti Balikpapan, hujannya kebanyakan. Di Padang malah banjir," tegas Novianto.
(wep/dru)