Wamendag: Kita Impor Dalam Bentuk Tepung, Bukan Singkongnya

Wamendag: Kita Impor Dalam Bentuk Tepung, Bukan Singkongnya

- detikFinance
Jumat, 14 Des 2012 15:39 WIB
Jakarta - Indonesia negeri singkong tetapi malah impor singkong. Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan Indonesia bukan mentah-mentah mengimpor singkong tetapi bentuk olahan singkong yaitu tepung singkong.

"Kita impor singkong sampai bulan September sebanyak 590 ribu ton dan 98% lebih dalam bentuk tepung singkong bukan singkongnya," ungkap Bayu di acara diskusi dengan media di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta Pusat, Jumat (14/12/2012).

Bayu menjelaskan importasi tepung terigu lebih mengarah kepada kebutuhan industri. Menurut Bayu kapasitas produksi tepung terigu di tanah air masih belum mencukupi kebutuhan industri saat ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terutama untuk bahan baku industri yaitu tekstil, kayu lapis, kertas dan makanan minuman. Ini bahan baku industri. Kita punya singkong, tapi industri yang mengolah tidak banyak," katanya.

Saat ini kapasitas produksi tepung terigu di Indonesia berkisar 200 ribu ton/tahun sedangkan kebutuhan untuk industri lebih dari itu. Lebih lanjut Bayu menegaskan ada maksud lain selain keperluan industri yang menyebabkan Indonesia harus impor tepung terigu. Saat ini Ia masih mendalami dengan berbagai kemungkinan yang ada.

"Kita menilisik hal ini atau jangan-jangan ada dumping. Tetapi ada kemungkinan pelarian Harmonized System (HS) yaitu seharusnya tepung maizena (jagung) tetapi tepung singkong. Ini terjadi karena tepung maizena mahal jadi mereka beralih. Yang jelas impor tidak berbentuk singkong. Kita akan tetapkan safeguard bila ada dumping dan pelarian HS. Oleh karena itu kita koordinasi dengan Bea Cukai," tegas Bayu

(wij/dru)

Hide Ads