Ini Dua Permintaan Pemerintah Kepada Para Pengusaha Sawit

Ini Dua Permintaan Pemerintah Kepada Para Pengusaha Sawit

- detikFinance
Rabu, 09 Jan 2013 13:00 WIB
Ini Dua Permintaan Pemerintah Kepada Para Pengusaha Sawit
Jakarta - Pemerintah tidak terlalu bereaksi mengenai penurunan tarif bea keluar produk CPO atau minyak sawit mentah asal Malaysia per Januari 2013 ini. Malah pemerintah meminta dua hal yang harus dilakukan pengusaha mensiasati kondisi tersebut.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan menurunkan bea keluar bukan satu-satunya cara mengambil solusi dari persaingan harga CPO kedua negara saat ini.

"Soal bea keluar dari Malaysia berkisar perbedaan hanya 3%, atau hanya sekitar US$ 25/ton. Tetapi cara itu tidak akan mengangkat (persoalan CPO)," ungkap Bayu usai menghadiri pelelangan teh di Kawasan Menteng Jakarta, Rabu (9/01/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Malaysia resmi memberlakukan tarif bea keluar baru per Januari 2013. Pajak ekspor baru CPO di Malaysia hanya 4,5-8%. Sedangkan di Indonesia pajak ekspor masih dipatok 7-22,5%. Bayu memberikan solusi agar persoalan CPO dapat diminilisir.

"Solusi kita ada dua yaitu para pengusaha harus menambah jumlah tangki penampungan dan peningkatan konsumsi biofuel," katanya.

Bayu menjelaskan penambahan tangki digunakan agar distribusi atau pengaturan suplai produk CPO berjalan baik. Menurutnya tangki yang harus disiapkan harus bisa menampung CPO selama 2-3 bulan. Saat ini para pengusaha CPO hanya bisa menampung CPO hanya kurang dari 1 bulan saja.

"Sebulan itu hanya bisa menampung 2-2,5 juta ton produksi. Kita harus siapkan tangki lebih besar lagi menjadi 5-8 juta tangki yang harus kita siapkan," imbuhnya

Selain penambahan tangki, penggunaan produk turunan CPO salah satunya biofuel harus menjadi perhatian. Bayu mengatakan jika Indonesia memasang tarif yang jauh lebih murah dari Malaysia maka akan terjadi perang tarif. Hal ini berarti pihak buyer yang sangat diuntungkan dari rendahnya harga CPO.

"Yang kedua adalah biofuel. Ada subsidi untuk biosolar di tahun 2013. Sebanyak 2-3 juta sawit diubah ke biosolar maka akan berubah. Jadi kita dengan malaysia akan terjadi perang dagang dan buyer yang akan mempermainkan harga pasar," cetus Bayu.

(wij/hen)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads