"Kira-kira dari 4 perusahaan itu hampir 8.000 karyawan di-PHK. Karena satu pabrik garmen kalau mesin 100 unit, pekerjanya harus 150 orang karena ada tukang potong dan finishing," ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Ketenagakerjaan Benny Soetrisna saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Benny memastikan, 2 dari 4 perusahaan akan merelokasi pabriknya ke negara Vietnam. Sisanya 2 perusahaan merelokasi pabriknya ke Semarang dan Boyolali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dua lainnya ada yang relokasi ke Semarang, karena di Semarang itu UMK-nya Rp 1,1 juta/bulan, sedangkan di Jakarta Rp 2,2 juta/bulan jadi sudah separonya. Yang lain 2 itu ke Boyolali," imbuh Benny.
Untuk itu Benny meminta pemerintah mendengar betul aspirasi para pengusaha. Jika tidak didengar, maka mau tidak mau pengusaha akan tutup dan pengangguran akan terus meningkat.
"Kalau pengangguran ya kriminal. orang kalau udah nggak punya income itu nggak punya martabat. Mau jadi pengemis malu mau ngerampok takut, mau nyopet nggak ahli itu harus dipikirin betul," cetusnya.
Sebelumnya, pengusaha dan organisasi serikat pekerja/buruh beda pendapat soal kabar tutupnya 4 pabrik asal Korea Selatan (Korsel) di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Jakarta Utara. Hasil penyelidikan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) justru berkata lain.
(wij/dnl)