"Saya percaya sebagai satu negara produsen timah terbesar, tidak ada alasan Indonesia tidak bisa menjadi price maker, dan tidak ada alasan negara lain yang menjadi price makernya," ujar Gita saat membuka acara peluncuran perdana bursa timah Indonesia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Jumat (30/8/2013).
Gita menuturkan saat ini Indonesia menjadi negara produksi terbesar timah kedua di dunia dengan produksi 800.000 ton biji timah setiap tahunnya. Sementara itu, Indonesia juga merupakan eksportir timah terbesar di dunia dengan jumlah ekspor mencapai 100.876 ton pada tahun 2012 dengan negara tujuan ekspor Singapura 68%, Malaysia 13% dan China 5%. Saat ini harga acuan timah dunia masih dipegang Bursa London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap tidak saja produk timah yang masuk ke dalam bursa komoditas Indonesia tetapi semua produk komoditas yang dihasilkan dari bumi Indonesia. Bahkan Indonesia harus menjadi penentu harga (price maker) beberapa komoditas penting dunia.
"Banyak, kita punya timah, emas, tembaga, sawit itu besar kita hasilkan dan diekspor juga dengan jumlah yang besar," katanya.
(wij/dru)