Perajin memutuskan berhenti memproduksi tempe tahu secara permanen karena harga kedelai saat ini sudah sangat tak wajar. Harga kedelai sudah mencapai Rp 9.500 per Kg. Awalnya kenaikan harga kedelai hanya 5% akibat rupiah melemah terhadap dolar AS, namun kini sudah naik 25% sehingga para perajin memilih gulung tikar.
"Pada awal kenaikan harga, ada sekitar 5% dari 564 perajin yang tutup. Setelah harga semakin melonjak dan tidak turun lagi, maka jumlahnya kini meningkat menjadi 25% atau sekitar 150 perajin. Mereka menyatakan sudah tidak mampu lagi membeli bahan baku kedelai, jadi tanpa harus mogok, perajin sudah gulung tikar sendiri,β kata Ketua Kelompok Perajin Tempe Sari Mulya Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Sumarman Senin, (9/9/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau tidak ada campur tangan pemerintah, misalnya dengan memberikan subsidi, maka kebangkrutan para perajin tempe di sentra industri Pliken ini hanya tinggal menunggu waktu saja," katanya.
(arb/hen)