Ini Animator Indonesia Di Balik Film-Film Besar

Geliat Industri Animasi di Indonesia (4)

Ini Animator Indonesia Di Balik Film-Film Besar

- detikFinance
Rabu, 30 Okt 2013 16:16 WIB
 Ini Animator Indonesia Di Balik Film-Film Besar
Jakarta - Industri animasi Indonesia memang sedang merangkak naik. Tapi para animator Indonesia sudah terlebih dahulu berjaya di manca negara.

Salah satunya adalah Andre Surya. Pria 29 tahun ini terlibat dalam pembuatan film Iron Man, Transformers, Star Trek, atau Terminator: Salvation, Indiana Jones and the Kingdom of Crystal Skull, dan Surrogates.

Bagaimana Andre bisa terlibat dalam proyek-proyek besar itu? Lalu siapa lagi animator muda Indonesia yang sukses di luar negeri?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pria 29 tahun ini adalah jebolan sekolah film di Kanada dan terobsesi dengan animasi sejak kecil lantaran suka menonton film dan main game. Dia adalah satu-satunya orang Indonesia di Industrial Light and Magic (ILM), salah satu divisi milik Lucasfilm yang berlokasi di Singapura.

Lucasfilm adalah rumah produksi yang didirikan George Lucas, sang sutradara Star Wars. Lepas dari ILM, Andre pulang ke tanah air dan mendirikan Enspire Studio dan sekolah animasi yang bernama Enspire School of Digital Art.

Melalui Enspire Studio, Andre menyabet berbagai penghargaan film internasional untuk film pendek berjudul The Escape. Malah penonton The Escape sudah tembus 12 juta orang. Saat ini Enspire sedang menggarap dua proyek rahasia.

Meski terbilang sukses, masih ada obsesi Andre yang belum tercapai. Dia ingin terlibat dalam proyek sutradara kondang James Cameron yang sukses dengan film Avatar. โ€œSecara teknologi, film itu paling oke. Suatu hari nanti saya ingin bisa terlibat dalam proyeknya James Cameron,โ€ katanya.



Sudah lama Rini menggemari karakter Tintin, jurnalis petualang karya Herge. Impiannya terwujud ketika Rini terlibat dalam penggarapan film The Adventure of Tintin: Secret of the Unicorn pada 2011. Setelah itu, Rini pun ikut serta dalam produksi The Avengers dan Iron Man 3.

Jebolan Art Center College of Design di Pasadena (Amerika Serikat) ini bekerja di studio animasi yang didirikan Steven Spielberg, Dreamworks Studio. Shrek adalah film yang ikut digarapnya.

Kita mungkin mengenalnya sebagai putri pasangan Ikang Fawzi-Marissa Haque. Pada 2010, Marsha menjadi animator di rumah produksi Las Copaque (Malaysia) dan ikut dalam pembuatan serial Upin & Ipin. Kini Marsha kembali ke Indonesia dan mendirikan studio animasi sendiri bernama Monso House.

Arek suroboyo ini bekerja di WETA Digital, Selandia Baru. Studio ini turut dalam penggarapan film-film tenar seperti The Hobbit: An Unexpected journey dan Iron Man 3. Dalam film-film itulah Michael terlibat sebagai desainer tekstur kostum.

Seperti Andre, Ronny saat ini bekerja di Industrial Light and Magic (ILM), salah satu divisi dari Lucasfilm. Pria berusia 30 tahun ini terlibat dalam produksi animasi dan efek khusus di sejumlah film seperti Star Wars: The Clone Wars, The Avengers, dan Pacific Rim.

Hide Ads