Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Budi Darmadi mengatakan, belum lengkapnya rantai industri di sektor ponsel membuat Indonesia masih bergantung dengan produk impor ponsel jadi dari berbagai negara.
"Kita punya dua pabrik pembuat LCD ponsel itu ada di Tangerang dan Cikarang, kita punya pabrik pembuat baterai ponsel itu ada di Batam dan Cikarang, keypad kita punya, casing apalagi kita bisa, charge ponsel kita bisa buat, bahkan sampai kamera kita sudah bisa buat," ujar Budi usai menghadiri acara Smart Engineering for Indonesia's Greater Economic Growth di Hotel Shangri-La, Rabu (20/11/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi mengakui ada satu komponen yang sampai saat ini belum bisa dibuat Indonesia. "Ada satu komponen yang belum bisa kita buat yakni IC (integrated circuit) karena yang buat juga hanya beberapa negara saja, dan itu kita masih impor," ucapnya.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan nilai impor telepon seluler (ponsel) Indonesia tahun 2012 sekitar US$ 2 miliar atau Rp 20 triliun.
Sedangkan nilai impor ponsel periode 2011 mencapai US$ 1,922 miliar setara 45.176.903 unit ponsel. Sedangkan tahun 2010 sebesar US$ 2,062 miliar setara dengan 43.049.038 unit ponsel, dan tahun 2009 sebesar US$ 1,619 miliar setara dengan 24.951.830 unit ponsel.
(rrd/hen)