Aki Berasap, Pesawat Canggih Boeing Rp 2,3 T Ini 'Dikandangkan'

Aki Berasap, Pesawat Canggih Boeing Rp 2,3 T Ini 'Dikandangkan'

- detikFinance
Rabu, 15 Jan 2014 10:06 WIB
Tokyo - Maskapai penerbangan asal Jepang yakni Japan Airlines (JAL) mengandangkan satu pesawat Boeing 787 Dreamliner miliknya, setelah muncul asap putih dari sistem akinya.

Staf perawatan melihat peringatan dari sistem aki, seperti munculnya asap putih di luar jendela saat staf tersebut bekerja di kokpit untuk memeriksa pesawat ketika akan terbang dari Bangkok Selasa kemarin.

JAL akhirnya mengirimkan Dreamliner lain untuk mengangkut penumpang dari Bangkok. Insiden ini terjadi persis setahun ketika masalah sistem aki juga terjadi di semua Dreamliner di seluruh dunia pada awal 2013 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hari ini, JAL tetap menerbangkan pesawat Dreamliner miliknya. "Kami memastikan keselamatan pada setiap pesawat sebelum penerbangannya. Kami akan terus melakukan penerbangan (dengan Dreamliner)," kata Juru Bicara JAL Norihisa Hanyu seperti dilansir dari AFP, Rabu (15/1/2014).

JAL menemukan sebuah masalah di aki. Ada kebocoran pada cairan aki. Sebuah tutup pengaman aki tersebut ditemukan terbuka.

"Temperatur aki sangat tinggi. Kami yakin ini yang menyebabkan munculnya asap putih," kata Juru Bicara JAL yang lainnya.

JAL bersama rivalnya di Jepang yakni All Nippon Airways, merupakan maskapai pengguna Dreamliner terbanyak. Boeing pada April tahun lalu mengakui adanya masalah pada pesawat ini. Masalah tersebut membuat Boeing mendesain ulang aki dan sistem pengisiannya.

Pada Oktober tahun lalu, JAL juga sebelumnya pernah batal terbang ke Moskow dan harus kembali ke Tokyo, karena toilet pesawat tidak bisa disiram.

Seperti dikutip dari situs resmi Boeing, harga pesawat seri 787 dipatok mulai dari US$ 206,8 juta (Rp 1,96 triliun) sampai US$ 243,6 juta (Rp 2,31 triliun).

Meski harganya cukup mahal, tapi ternyata masih lebih murah dari 'kakaknya' yaitu seri 777. Seri ini punya harga yang lebih tinggi, mulai US$ 258,8 juta (Rp 2,45 triliun) sampai US$ 315 juta (Rp 3 triliun).

(dnl/dru)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads