Pasang Video Keselamatan Berbikini, Maskapai Ini Diprotes Penumpang

Pasang Video Keselamatan Berbikini, Maskapai Ini Diprotes Penumpang

- detikFinance
Senin, 17 Feb 2014 06:30 WIB
Pasang Video Keselamatan Berbikini, Maskapai Ini Diprotes Penumpang
Jakarta - Air New Zealand sudah dikenal sebagai maskapai penerbangan yang sering memasang video keselamatan nyeleneh. Tapi kali ini sepertinya maskapai asal Selandia Baru itu dianggap sedikit kelewatan.

Video keselamatan penerbangan mereka yang terakhir banyak mendapat kritik karena menampilkan lima model berbikini dalam rangka kerjasama dengan majalah olahraga Sports Illustrated.

Video berdurasi pendek itu menampilkan model pakaian renang Chrissy Teigen, Ariel Meredith, Hannah Davis dan Jessica Gomes menjelaskan keselamatan penerbangan berlatar belakang pantai di Pulau Cook.

Video tersebut juga beberapa kali fokus kepada lekuk tubuh si model dengan tubuhnya yang langsing dan seksi ditambah adegan beberapa pria dengan mulut terbuka melototi tubuh para model tersebut.

Berbagai kecaman pun bermunculan di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook.

"@keranm Is it a safety video or swim suit video? worst video yet @flyairnz glad my daughter isn't flying with me tomorrow," tulis salah satu penumpang Air New Zealand seperti dikutip dari CNBC, Senin (16/02/2014).

Terjemahannya seperti ini, "@keranm Ini video soal keselamatan atau soal baju renang? Video terburuk yang pernah kulihat @flyairnz untung besok aku tidak terbang dengan anak perempuanku."

Bahkan ada kritik yang dimuat di laman resmi Facebook maskapai tersebut. Kritik itu dilontarkan oleh salah satu penumpang bernama Kiran Tara Murphy Gupta,

"Ever heard of objectification? I thought better of you, Air New Zealand. Stop using women's bodies to sell flights. #notbuyingitObject! Women Not Sex Objects."

Terjemahannya, "Pernah dengan objektifikasi? Aku berharap Anda bisa lebih baik dari ini, Air New Zealand. Jangan pakai tubuh wanita untuk menjual penerbangan Anda. #notbuyingitObject! Wanita Bukan Objek Seksual."

Seorang profesor yang mempelajari perilaku perusahaan dari Cass Business School di London, Andre Spicer, mengatakan kepada CNBC bahwa Air New Zealand harus bersiap-siap dihujani berbagai kritik dalam beberapa waktu mendatang.

"Hal terpenting bagi perusahaan adalah mempertimbangkan dengan bijak saat ingin menyertakan humor dalam komunikasi mereka karena harus sesuai dengan merek yang ditawarkan. Selama ini Air New Zealand sudah berhasil menggabungkan itu dengan video yang nyeleneh dan merakyat," katanya.

"Tapi risikonya adalah tidak semua penumpang mengakui dan menyukai hal tersebut. Penumpang dari Timur Tengah mungkin terkejut, begitu juga dengan orang yang merasa keselamatan penerbangan itu sangat penting dan bukan hal bisa dibuat candaan," tambahnya.

Meski dapat banyak kritik dan kecaman, maskapai tersebut melalui juru bicaranya mengatakan, pihaknya telah berhati-hati memastikan video berjudul 'Safety in Paradise' itu bisa diterima masyarakat dengan baik.

"Sudah jelas, video ini dibuat untuk merayakan 50 tahun majalah Illustrated ... tentunya masuk akal jika ditampilkan beberapa model yang sudah terkenal melalui majalah tersebut," kata Air New Zealand dalam keterangan tertulis.

Ternyata tak semua penumpang keberatan atas video keselamatan berbikini tersebut. Beberapa penumpang bahkan memuji Air New Zealand bisa menampilkan video yang beda dengan maskapai lain.

"Video ini biasa saja dan sama sekali tidak mengandung unsur seksual yang berlebihan, cara cerdik untuk membahas sesuatu yang serius. Selamat kepada Air New Zealand," kata penumpang bernama Graeme Lee di laman Facebook Air New Zealand.

Bahkan para bos-bos yang bergerak di bidang strategi pemasaran online menilai video itu sangat bagus dan patut ditonton.

"Video keselamatan terbaik yang pernah ada," kata Peter Buhlev. Sedangkan Lynsey Sweales, CEO SocialB, mengatakan video tersebut merupakan strategi marketing yang bagus.

"Ini cara yang menyenangkan untuk membahas hal serius, dan dikemas dengan sangat cerdik," ujar Lynsey.

"Ketika sudah terlalu banyak video yang sama dan membosankan, perusahaan harus bisa mencari ide baru supaya penumpang bisa fokus menonton. Memang ada garis tipis antara video yang bagus dan menyindir, tapi jangan lupa suka ada orang yang kerjanya mencari-cari kesalahan saja,"

Penasaran seperti apa video tersebut? Simak di sini.


(ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads