Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan, pola ini sama seperti yang dilakukan Bandara Heathrow, London. Di mana dengan dua jalur pacu atau runway mampu menampung pergerakan 100 pesawat per jam.
"Diharapkan 15 Juni ini sudah mulai pola operasi seperti itu, jangan lupa kalau di Heathrow, London itu sama konfigurasinya, bisa sampai 90-100 pergerakan per jam. Kita baru 64 pesawat tentu ini butuh skill dari ATC kita, controller yang lebih bagus. Ini akan dilihat dan tahap awal akan sampai 72 pesawat," ujar Bambang di kantor Kemenko Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (26/2/2014)
Secara bertahap, pergerakan pesawat ini akan ditingkatkan menjadi 86 per jam pada tahun 2015. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan penambahan rapid taxi way. Agar saat mendarat, pesawat bisa langsung keluar dari jalur pacu.
"Akan kita tingkatkan lagi 86 pergerakan per jam, caranya dengan kita menambah rapid transit taxi way, jadi kalau dari runway keluar mendarat kemudian bisa keluar langsung dia nggak perlu lagi jalan jauh," jelasnya.
Kedua adalah dengan menghubungkan runway 1 dan runway 2 dengan cross taxi way.
"Kalau sekarang kita punya 1, misalnya Lion Air mendarat di runway yang dipakai Garuda atau sebaliknya, ini kan bisa cross dua. Nah ini kita akan punya 1 di barat dan 1 di timur, dengan penambahan infrastruktur ini maka operasi pesawat menjadi lebih efisien, maka juga kapasitas dari runwaynya akan meningkat,' papar Bambang.
(mkl/dnl)











































