PT Merpati Nusantara Airlines memiliki cara agar para pilotnya tetap memperoleh penghasilan di masa krisis. Salah satunya menawarkan para penerbang Merpati untuk bekerja sementara di maskapai domestik.
"Ada yang skema company to company, ada yang people to company. Jadi dia direkomenasikan perusahaan ke maskapai seperti Lion Air. Mereka bekerja di sana," kata Corporate Secretary Merpati Riswanto di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (3/3/2014).
Saat Merpati siap terbang, para pilot tersebut dipekerjakan kembali di peseroan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Pilot Merpati (APM) Adithya Priyo menjelaskan saat ini Merpati memiliki 178 pilot berstatus pegawai tetap. Jumlah itu, belum termasuk tenaga pilot kontrak lokal dan asing.
Akibat perisitiwa penundaan pembayaran gaji sejak akhir Desember 2014, para pilot asing yang berstatus kontrak telah mengajukan pengunduran diri.
"Banyak yang keluar karena nggak digaji," kata Adithya Priyo usai bertemu perwakilan petinggi Kementerian BUMN tadi pagi.
Namun Adithya tidak mengetahui jumlah pasti pilot asing yang telah bekerja dan mengundurkan diri dari Merpati sejak perisitiwa gonjang-ganjing keuangan. Namun ia hanya menyetahui total pilot yang berstatus karyawan tetap dan kontrak di Merpati mencapai 220 orang.
"Saya nggak tahu berapa angkanya," sebutnya.
Ditemui secara terpisah, Menteri BUMN Dahlan Iskan menjelaskan solusi yang paling cepat dan mungkin untuk menghidupkan Merpati adalah menjalankan penerbangan umrah, rute Medan-Jeddah. Dengan penerbangan ini, para karyawan seperti pilot bisa memperoleh gaji.
"Dari KSO dapat modal kerja dan pesawat," kata Dahlan. (feb/dru)











































