Sebelumnya ekspor sarang burung walet ke China dilakukan melalui pihak negara ketiga yaitu Malaysia. Padahal kebanyakan sarang burung walet yang diimpor China mayoritas berasal dari Indonesia.
"Sarang burung walet, iya dokumen kalau tidak salah. Insyallah sudah beres dan sudah mendekati final khususnya untuk sarang burung walet. Jadi nanti langsung tanpa lewat Malaysia betul," ungkap Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo di Gedung Kementerian Perindustrian Jalan Gatot Subroto Jakarta, Senin (10/03/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Burung walet sudah sepakat. Kita sudah final dan kita harapkan sebelum pertengahan tahun kita sudah bisa ekspor langsung ke sana," katanya.
Sementara itu Kepala Balai Karantina Kementerian Pertanian Banun Harpini membenarkan bahwa proses investigasi sarang burung walet oleh otoritas China telah selesai.
"Pihak China baru selesai melakukan verifikasi rumah walet dan unit produksi sarang burung walet Indonesia," jelasnya.
Ia menjelaskan, hingga saat ini impor sarang burung walet Indonesia ke China masih melalui parantara negara Malaysia. Sebagai tindak lanjut atas masalah ini, China dan Indonesia sepakat saling menawarkan 4 produk yang akan dimasukan ke dalam kesepakatan Mutual Recognition Agreement (MRA). Caranya Indonesia menawarkan sarang burung walet kepada China sedangkan China menawarkan bawang putih kepada Indonesia.
Indonesia mempunyai potensi ekspor sarang burung walet sebesar 400 ton per tahun. Sebanyak 90% sarang walet tersebut diekspor ke China dengan harga hingga Rp 37 juta per kilogram sehingga per tahun Indonesia mendapatkan devisa negara dari sarang burung walet sebesar Rp 7 triliun.
(wij/dru)